Harga emas kembali mencetak sejarah, melampaui rekor tertingginya sepanjang masa. Pada hari Selasa, 16 September 2025, harga emas dunia melonjak 0,29% hingga mencapai US$3.689,47 per troy ons, sebuah rekor penutupan tertinggi. Bahkan, sempat menyentuh angka US$3.702,95 dalam perdagangan harian.
Rabu pagi ini (17/9/2025), pukul 06.42 WIB, emas spot kembali menguat 0,11% di posisi US$3.693,45 per troy ons.
Kenaikan ini dipicu oleh ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed). Pasar meyakini The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan dua hari tanggal 17 September, bahkan ada kemungkinan penurunan hingga 50 basis poin. Desakan Presiden AS saat itu, Donald Trump, agar The Fed memangkas suku bunga lebih besar turut mempengaruhi sentimen pasar.
Emas, sebagai aset tanpa imbal hasil, cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Selain itu, pelemahan dolar AS juga menjadi faktor pendorong. Indeks dolar AS (DXY) anjlok 0,69% ke level 96,63, terendah dalam lebih dari dua bulan. Dolar yang lebih murah membuat emas lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.
Ketidakpastian ekonomi global dan risiko geopolitik juga mempertahankan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Pembelian emas oleh bank sentral juga terus berlanjut.
Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak sekitar 41%. Kenaikan ini didorong oleh kombinasi pembelian bank sentral, peningkatan permintaan aset safe haven, dan pergeseran global dari dolar AS.
Sementara itu, harga perak sempat mencapai level tertinggi sejak September 2011 sebelum akhirnya turun 0,39% menjadi US$42,54 per ons pada hari Selasa. Namun, pada hari Rabu pagi ini, perak kembali menguat 0,17% di level US$42,62 per troy ons.