Kota Gaza, Jalur Gaza kembali menjadi sasaran agresi militer Israel dalam serangan darat besar-besaran yang dilancarkan pada Selasa (16/9). Serangan ini menyasar kawasan padat penduduk dan menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa.
Aksi brutal ini terjadi bersamaan dengan pernyataan PBB yang mengklasifikasikan agresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 sebagai kejahatan perang genosida.
Tank dan kendaraan lapis baja Israel terpantau bergerak menuju jantung Kota Gaza. Pihak militer Israel mengumumkan penambahan divisi ketiga untuk memperluas skala invasi darat.
Sebelumnya, sekitar 350.000 warga Kota Gaza dilaporkan telah mengungsi ke wilayah selatan akibat peringatan invasi darat. Namun, serangan yang terus berlanjut telah menghancurkan banyak bangunan, memaksa warga mencari kerabat di antara puing-puing dengan tangan kosong.
Rekaman visual menunjukkan ledakan dahsyat dan asap hitam membumbung tinggi akibat serangan jet tempur Israel di kawasan Tal al-Hawa. Jalanan yang sudah dipenuhi reruntuhan akibat serangan sebelumnya kembali diterangi oleh kobaran api.
Petugas medis melaporkan setidaknya 106 warga Palestina tewas sejak Selasa pagi. Sebagian besar korban, 91 orang, berada di Kota Gaza. Pemboman di distrik Daraj meratakan blok permukiman dengan tanah, menewaskan 20 orang.
Kantor HAM PBB untuk wilayah pendudukan Palestina mengecam tindakan militer Israel sebagai "penghancuran tanpa ampun" yang setara dengan "pembersihan etnis."
Di tengah lalu lalang jet tempur Israel, keluarga dan tim penyelamat berjuang menembus tumpukan beton dan baja, mencari keluarga dan kerabat yang terjebak di bawah reruntuhan.
Relawan di lapangan menggambarkan situasi yang sangat sulit karena intensitas serangan. "Bombardir sangat berat, sulit sekali menjangkau korban," ujar seorang relawan.
Korban luka dan jenazah terus dievakuasi. Relawan menambahkan bahwa serangan dari helikopter, rudal, drone, dan jet F-16 semakin memperburuk keadaan.