BRICS Bersatu Hadapi Ancaman Perang Dagang Trump

Diplomat senior dari negara-negara BRICS berkumpul di Brasil pada Senin, 28 April 2025, untuk menyusun strategi menghadapi tantangan yang muncul akibat perang dagang yang dilancarkan oleh Presiden AS Donald Trump. Pertemuan ini berlangsung di tengah kekhawatiran global setelah Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia akibat dampak tarif baru yang diterapkan oleh AS.

Perwakilan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, akan berdiskusi selama dua hari di Rio de Janeiro, sebagai persiapan pertemuan puncak para pemimpin negara BRICS pada bulan Juli mendatang. Fokus utama pembahasan adalah memperkuat sistem perdagangan multilateral.

"Para menteri sedang merundingkan deklarasi yang bertujuan untuk menegaskan kembali sentralitas dan pentingnya sistem perdagangan multilateral," ungkap perwakilan BRICS dari Brasil, Mauricio Lyrio.

BRICS kini menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan, dengan anggota yang diperluas mencakup Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Kelompok ini mewakili hampir separuh populasi dunia dan menyumbang 39% dari PDB global.

Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira, menjadi tuan rumah pertemuan tersebut. Hadir pula Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Agenda pertemuan mencakup pula diskusi mengenai konflik di Ukraina. Selain negara-negara BRICS, sembilan negara mitra lainnya, termasuk beberapa negara bekas Soviet, Kuba, Malaysia, Thailand, Uganda, dan Nigeria, turut diundang dalam rapat yang digelar pada hari Selasa.

Sejak kembali berkuasa pada bulan Januari, Trump telah mengenakan tarif sebesar 10% terhadap puluhan negara. China menghadapi tarif hingga 145% pada banyak produk dan membalas dengan mengenakan bea masuk sebesar 125% pada barang-barang dari AS.

Scroll to Top