Gaza City dilanda serangan darat intensif oleh Israel, yang mengklaim bertujuan menghancurkan kelompok Hamas setelah pemboman besar-besaran. Di tengah situasi ini, Israel mengumumkan pembukaan rute "sementara" baru bagi warga sipil Palestina untuk meninggalkan Gaza City.
Militer Israel menyatakan pasukannya telah memasuki lebih dalam ke jantung Kota Gaza, yang diperkirakan menjadi tempat persembunyian 2.000-3.000 militan Hamas. Eskalasi ini terjadi setelah PBB menuduh Israel melakukan "genosida" di wilayah Palestina, menyoroti peran PM Benjamin Netanyahu dan pejabat senior lainnya dalam menghasut tindakan tersebut.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengumumkan pembukaan koridor transportasi sementara melalui Jalan Salah al-Din. Rute ini hanya akan dibuka selama 48 jam, mulai Rabu (17/9) siang waktu setempat.
Sebelumnya, militer Israel telah mendesak warga sipil Palestina untuk mengungsi dari Gaza City melalui jalan pesisir menuju "zona kemanusiaan" di wilayah selatan, termasuk Al-Mawasi. Jalan Salah al-Din, yang kini dijadikan rute evakuasi baru, membentang di tengah Jalur Gaza, menghubungkan bagian utara dan selatan.
PBB memperkirakan populasi Kota Gaza dan sekitarnya mencapai satu juta jiwa pada akhir Agustus. Pantauan di lapangan menunjukkan adanya gelombang eksodus baru dari kota tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Menurut militer Israel, "lebih dari 350.000 orang" telah mengungsi ke wilayah selatan. Meskipun demikian, banyak warga Palestina yang menyatakan bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman di Jalur Gaza, dan memilih untuk tetap tinggal di rumah daripada terus mengungsi.