NATO Aktifkan "Eastern Sentry" Hadapi Agresi Udara Rusia

NATO meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah udaranya dengan meluncurkan operasi "Eastern Sentry". Langkah ini diambil sebagai respons langsung terhadap serangkaian pelanggaran wilayah udara yang dilakukan Rusia, termasuk insiden di Polandia yang memicu kekhawatiran serius.

Sebagai bagian dari misi ini, jet tempur Rafale milik Prancis telah diterjunkan bersama dengan helikopter Polandia. Tujuannya adalah untuk menanggapi potensi ancaman yang ditimbulkan oleh aktivitas drone Rusia yang semakin intensif.

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menegaskan bahwa "Eastern Sentry" adalah sinyal jelas bahwa NATO selalu siap siaga untuk membela wilayahnya.

Belakangan, Rusia dituding sengaja menguji pertahanan NATO melalui serangkaian pelanggaran wilayah udara yang terjadi bersamaan dengan serangan drone ke Ukraina. "Eastern Sentry" dirancang untuk memperkuat postur pertahanan NATO di sayap timur aliansi.

Polandia mengklaim telah menembak jatuh sebuah drone pada 10 September dan segera mengaktifkan Pasal 4 NATO untuk membahas ancaman ini secara mendalam dengan negara-negara anggota. Rumania juga turut merespons dengan mengerahkan jet tempurnya pada 13 September setelah mendeteksi drone Rusia memasuki wilayah udaranya.

Solidaritas internasional semakin diperkuat dengan kontribusi jet tempur dan kapal angkatan laut dari Denmark, Prancis, Jerman, dan Inggris. Finlandia dan Latvia juga menyatakan dukungan mereka terhadap program ini, mencerminkan kesamaan pandangan di antara beberapa negara NATO mengenai ancaman yang ditimbulkan Rusia.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menekankan bahwa "perilaku sembrono Rusia merupakan ancaman langsung terhadap keamanan Eropa dan pelanggaran hukum internasional." Ia juga menambahkan bahwa kehadiran pesawat-pesawat tempur ini bukan sekadar unjuk kekuatan, melainkan langkah vital untuk mencegah agresi lebih lanjut.

Scroll to Top