Situasi di Laut China Selatan kembali memanas setelah insiden konfrontasi antara kapal pemerintah Filipina dan kapal penjaga pantai China di sekitar Karang Scarborough. Amerika Serikat dengan tegas mengkritik tindakan yang dianggap "agresif" oleh Beijing, sementara Filipina bersikeras bahwa misi mereka adalah untuk melindungi para nelayan.
Kejadian ini bermula ketika kapal Filipina menjalankan operasi pengiriman bantuan untuk para nelayan di sekitar Scarborough, wilayah penangkapan ikan tradisional yang sering menjadi pusat konflik. Menurut pihak berwenang Filipina, kapal mereka terkena semprotan meriam air dari kapal penjaga pantai China, mengakibatkan kerusakan dan melukai salah satu awak kapal.
Sebaliknya, China mengklaim bahwa kapal Filipina justru menabrak kapal mereka dan menuduh Manila telah "melanggar wilayah China secara ilegal."
Dukungan dari Amerika Serikat datang melalui Duta Besar AS untuk Filipina, MaryKay Carlson, yang mengecam tindakan China. Ia juga memuji pemerintah dan penjaga pantai Filipina atas profesionalisme mereka dalam menjalankan hak kedaulatan Filipina, melindungi nelayan, dan menegakkan hukum maritim demi kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Juru bicara penjaga pantai Filipina, Jay Tarriela, merespons dukungan tersebut dengan menyampaikan penghargaan atas pengakuan terhadap keberanian para petugas penjaga pantai Filipina yang melindungi nelayan dan menegakkan hukum maritim.
China tetap mempertahankan klaim kedaulatan atas Scarborough, yang mereka sebut Huangyan Dao, sementara di Filipina dikenal sebagai Bajo de Masinloc.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyatakan bahwa insiden ini membuktikan bahwa pelanggaran dan provokasi yang disengaja oleh Filipina di laut adalah akar penyebab ketegangan. Ia menyerukan agar Filipina menghentikan tindakan yang dianggap menantang tekad China untuk menjaga hak dan kepentingan sah mereka.
Karang Scarborough terletak di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina, tetapi China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, jalur penting bagi sekitar 20% perdagangan maritim global. Klaim sepihak ini bertentangan dengan hak maritim sejumlah negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Vietnam, Malaysia, dan Brunei.
Filipina dan China seringkali terlibat dalam bentrokan di wilayah tersebut. Sejak awal tahun lalu, penjaga pantai Filipina dan biro perikanan telah melakukan patroli bersama di sekitar Scarborough untuk mendukung nelayan lokal, yang berulang kali diusir oleh kapal penjaga pantai China.
Bulan lalu, sebuah kapal penjaga pantai China bahkan bertabrakan dengan kapal perusak Angkatan Laut Tiongkok sendiri saat mengejar konvoi pasokan Filipina. Kapal penjaga pantai tersebut mengalami kerusakan parah, yang dianggap sebagai insiden memalukan bagi Beijing dan memicu kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.
Ketegangan semakin meningkat setelah China secara sepihak mendeklarasikan sebagian Karang Scarborough sebagai kawasan cagar alam laut. Langkah ini memicu protes keras dari Manila, Washington, dan sekutu Amerika Serikat di kawasan tersebut.
Para analis menilai bahwa tindakan China ini menegaskan niat Beijing untuk memperluas kendali atas wilayah maritim yang sebenarnya masuk ke dalam ZEE Filipina.