Pasar Ponsel Indonesia Terjun Bebas di Kuartal II 2025, Terburuk di Asia Tenggara!

Kondisi pasar ponsel di Indonesia menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Pada kuartal kedua (Q2) tahun 2025, terjadi penurunan signifikan dalam daya beli masyarakat terhadap perangkat seluler. Data menunjukkan bahwa pengiriman ponsel di Indonesia mengalami kontraksi sebesar 3,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Year-on-Year/YoY). Angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar dengan kinerja terburuk di kawasan Asia Tenggara.

Penurunan ini kontras dengan tren positif yang terjadi di negara-negara tetangga. Filipina mencatat pertumbuhan tertinggi, melonjak 17,2%. Malaysia juga menunjukkan performa yang baik dengan pertumbuhan 7,8%, diikuti oleh Thailand (4%) dan Singapura (2%).

Menurut analis, pasar Malaysia didorong oleh tingginya permintaan akan ponsel dengan harga di bawah Rp1,6 juta. Konsumen cenderung mencari opsi yang lebih terjangkau di tengah ketidakpastian ekonomi.

Vendor Ponsel China Terpukul

Beberapa merek ponsel, terutama dari China, merasakan dampak paling besar dari penurunan ini. Vivo mengalami penurunan paling tajam dengan angka mencapai 32,1%. Oppo, yang berada di posisi keempat, juga mengalami penurunan signifikan sebesar 29,2%.

Xiaomi, meskipun masih bertahan di posisi ketiga, hanya mencatat pertumbuhan tipis sebesar 0,2% YoY dengan pangsa pasar 16,6%.

Di sisi lain, Transsion (yang menaungi merek Infinix, Tecno, dan Itel) berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di Indonesia dengan pangsa pasar 21,5%. Perusahaan ini mencatat pertumbuhan tertinggi di antara para pesaingnya, yaitu 9,5% YoY.

Samsung menempati posisi kedua dengan pangsa pasar 18,5%. Raksasa teknologi asal Korea Selatan ini menunjukkan pertumbuhan pengiriman yang cukup signifikan sebesar 7% YoY.

Samsung Masih Raja Asia Tenggara

Meskipun Transsion mendominasi pasar Indonesia, Samsung masih menjadi pemimpin pasar ponsel di kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan. Data menunjukkan Samsung mengalami pertumbuhan sebesar 15,9% YoY dan memimpin pasar di level regional.

Transsion berada di posisi kedua dengan pertumbuhan 13,6% YoY. Xiaomi juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 6,7% YoY.

Oppo mengalami penurunan pengiriman paling signifikan di Asia Tenggara, yaitu minus 20,9%. Oppo menempati posisi keempat. Terakhir, Vivo juga mengalami penurunan sebesar 17,5% YoY di seluruh kawasan Asia Tenggara.

Scroll to Top