Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini fokus pada pengembangan terapi kanker yang lebih personal melalui riset onkologi dengan basis bioinformatika. Pendekatan computational systems biology dan multi-omics menjadi andalan dalam upaya ini.
Rifki Sadikin, Kepala Pusat Riset Komputasi BRIN, mengungkapkan bahwa bioinformatika adalah kunci untuk personalisasi pengobatan kanker. Ini dicapai dengan mengintegrasikan data genomik, transkriptomik, proteomik, serta informasi klinis pasien. Tujuannya adalah memahami seluk beluk mekanisme molekuler penyakit secara mendalam.
"Pendekatan ini memungkinkan terapi menjadi lebih tepat sasaran. Contohnya, penggunaan inhibitor target spesifik atau imunoterapi yang dirancang berdasarkan profil genomik masing-masing pasien," jelas Rifki.
Pemanfaatan bioinformatika, didukung teknologi canggih seperti next-generation sequencing (NGS) dan high-performance computing (HPC), memungkinkan identifikasi mutasi genetik unik, penemuan biomarker potensial, dan prediksi respons terapi melalui model pembelajaran mesin.
Sasaran utama dari riset ini adalah meningkatkan efektivitas pengobatan kanker, meminimalkan efek samping yang merugikan, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien.