Harga emas Antam Logam Mulia mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, sejalan dengan lonjakan harga emas global. Kenaikan harga ini memunculkan pertanyaan: apakah emas Antam sudah terlalu mahal?
Secara nominal, harga emas memang terasa lebih tinggi dibandingkan masa lalu. Dulu, kita bisa membeli emas dengan harga Rp 500 ribu per gram, namun kini mencapai Rp 2,1 juta per gram. Pada tanggal 17 September 2025, harga sempat menyentuh rekor Rp 2.155.000 per gram. Meskipun pada 18 September 2025, harga emas Antam 1 gram berada di level Rp 2.098.000, turun Rp 17.000 dari hari sebelumnya, kenaikan sekitar 37% sejak akhir 2024 menunjukkan investasi emas tetap menarik.
Namun, kemahalan sebuah aset tidak bisa hanya dilihat dari angka nominal. Kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor fundamental seperti daya beli masyarakat, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan perbandingan dengan harga emas internasional.
Melemahnya nilai tukar rupiah, yang telah turun 2,49% sepanjang tahun 2025 hingga mencapai Rp16.490 per dolar AS, membuat harga emas dalam rupiah menjadi lebih mahal. Inflasi yang mencapai 2,31% hingga Agustus 2025, terutama didorong oleh kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau, juga turut mempengaruhi daya beli masyarakat.
Sejalan dengan kenaikan harga emas Antam, harga emas dunia juga melesat 40% sepanjang tahun ini, mencapai US$3.669,90 per troy ons.
Emas dianggap terlalu mahal (overvalued) jika harganya jauh melampaui faktor-faktor fundamentalnya. Misalnya, jika selisih harga emas Antam dengan harga emas dunia terlalu lebar, atau jika permintaan riil stagnan namun harga melonjak hanya karena spekulasi.
Penting untuk diingat bahwa keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Artikel ini bersifat informatif dan tidak bertujuan untuk mengajak pembaca membeli, menahan, atau menjual produk investasi tertentu. Setiap keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi merupakan tanggung jawab masing-masing individu.