Kekhawatiran Pegawai SPBU Swasta di Tengah Kelangkaan BBM: Ancaman PHK Mengintai?

JAKARTA – Kekosongan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU swasta memicu kecemasan di kalangan para pekerja. Sejumlah pegawai mengungkapkan kekhawatiran mereka akan kehilangan mata pencaharian.

Seorang petugas SPBU swasta di Palmerah, Jakarta Barat, bernama Angga (bukan nama sebenarnya), mengaku was-was dengan berita tentang rekan-rekan seprofesinya yang terancam dirumahkan. Meski demikian, ia belum mengetahui secara pasti bagaimana nasibnya ke depan. Sejak beberapa hari terakhir, SPBU tempat Angga bekerja memang terlihat sepi pengunjung. Kebanyakan pelanggan hanya memanfaatkan fasilitas lain seperti pengisian nitrogen, bengkel, dan kedai kopi.

Kondisi serupa juga dirasakan oleh Agus (bukan nama sebenarnya), seorang petugas bengkel di SPBU swasta di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Agus mengaku tidak terlalu khawatir karena layanan bengkel masih banyak diminati. Namun, ia tetap memikirkan nasib rekan-rekannya yang bertugas mengisi BBM.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa kelangkaan stok BBM masih melanda SPBU swasta di sejumlah titik di Jakarta. SPBU merek Shell, BP, dan Vivo umumnya hanya menyediakan BBM jenis diesel. Sementara itu, stok BBM dengan RON 92, RON 95, dan RON 98 masih kosong. Akibatnya, banyak SPBU swasta yang hanya diramaikan oleh pengunjung yang memanfaatkan layanan minimarket, bengkel, dan kedai kopi. Para petugas pengisi BBM terlihat melakukan pekerjaan lain seperti membersihkan sampah dan memotong rumput.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membuka tambahan impor BBM nonsubsidi untuk SPBU swasta. Ia mengklaim bahwa kuota impor untuk tahun 2025 telah dinaikkan sebesar 110 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Bahlil juga mendorong SPBU swasta untuk berkolaborasi dengan Pertamina jika masih mengalami kekurangan stok, mengingat BBM merupakan kebutuhan vital masyarakat.

Scroll to Top