Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan memperluas cakupan pengelolaan asetnya. Tak hanya aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga ini juga akan mengelola aset negara di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), termasuk kawasan Gelora Bung Karno (GBK).
Menurut CEO Danantara, Rosan Roeslani, langkah ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. "GBK dan seluruh lokasi yang ada di bawah Setneg akan dimasukkan ke dalam Danantara," ujarnya.
Nilai aset negara di bawah Kemensetneg diperkirakan mencapai US$25 miliar atau sekitar Rp420 triliun pada tahun lalu. Angka ini akan menambah portofolio aset yang dikelola (AUM) Danantara yang sebelumnya sudah mencakup aset BUMN senilai US$980 miliar atau Rp16,4 ribu triliun.
Dengan penambahan ini, total aset yang akan dikelola Danantara diperkirakan mencapai US$1 triliun atau sekitar Rp16,8 ribu triliun, sesuai dengan target yang ditetapkan Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo sebelumnya menyatakan keyakinannya bahwa kekayaan negara yang dikelola Danantara akan mencapai angka tersebut. Ia menekankan pentingnya pengelolaan yang baik, transparan, dan investasi yang ketat agar memberikan manfaat maksimal bagi negara dan masyarakat.
"Kita kelola dengan baik, karena ini adalah kekayaan yang luar biasa dan bisa mendorong kebangkitan kita," tegasnya.