Kasus keracunan yang menimpa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi perhatian serius. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan dua penyebab utama di balik insiden tersebut.
Faktor pertama adalah operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang baru berjalan. Dapur yang baru beroperasi disarankan untuk memulai secara bertahap. Peralihan dari memasak dalam skala kecil ke skala besar, dari 4-10 porsi menjadi ribuan porsi, membutuhkan adaptasi. Idealnya, SPPG baru memulai dengan melayani beberapa sekolah terlebih dahulu, kemudian secara bertahap meningkatkan jumlahnya.
Penyebab kedua terungkap dari kasus keracunan di Maluku Barat Daya. Insiden ini dipicu oleh pergantian pemasok bahan baku. Padahal, program tersebut sudah berjalan selama 8 bulan dengan pemasok yang rutin. Pergantian ke pemasok lokal, dengan tujuan meningkatkan kearifan lokal, diduga menjadi penyebab masalah karena ketidaksiapan pemasok baru.
Badan Gizi Nasional terus berupaya menekan angka kejadian keracunan. Meskipun telah menyalurkan 1 miliar porsi makan, target pemerintah tetaplah zero incident. Program MBG bertujuan menciptakan generasi yang cerdas, sehat, dan kuat, sehingga makanan yang dikonsumsi harus aman dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan.