Kongo Hadapi Lonjakan Kasus Ebola, WHO Bertindak Cepat

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan situasi terkini terkait wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo. Hingga saat ini, terkonfirmasi 48 kasus Ebola, dan sayangnya, 31 jiwa telah melayang akibat penyakit mematikan ini.

Wabah ini, yang pertama kali muncul dalam tiga tahun terakhir, diumumkan pada awal bulan September. Kongo, dengan hutan tropisnya yang lebat, dikenal sebagai tempat virus Ebola bersembunyi secara alami. Virus ini menyebabkan gejala seperti demam tinggi, nyeri tubuh, dan diare parah. Lebih mengkhawatirkan lagi, virus ini dapat bertahan dalam tubuh orang yang selamat dan muncul kembali bertahun-tahun kemudian.

Sebagai respons cepat, WHO telah memulai program vaksinasi, memprioritaskan para petugas kesehatan di garis depan dan individu yang melakukan kontak erat dengan pasien Ebola di Provinsi Kasai, pusat wabah. Sebanyak 400 dosis pertama vaksin Ebola Ervebo telah dikirimkan ke Bulape, dari total 2.000 dosis yang tersedia di negara tersebut.

Selain vaksinasi, WHO telah mengirimkan lebih dari 14 ton pasokan medis penting, mengerahkan tim ahli, dan mendirikan pusat perawatan Ebola yang saat ini merawat 16 pasien. Lebih dari 900 orang yang berpotensi terpapar virus telah teridentifikasi dan sedang dipantau secara ketat. Kabar baiknya, dua pasien pertama yang sembuh telah diizinkan pulang dari rumah sakit.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengeluarkan peringatan kesehatan kepada departemen kesehatan masyarakat, laboratorium klinis, dan tenaga medis terkait wabah Ebola di Kongo. Meskipun belum ada kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat atau di luar Kongo, CDC menekankan bahwa "risiko penyebaran ke Amerika Serikat saat ini dianggap rendah."

Scroll to Top