Kebijakan Gubernur Jawa Barat terkait pelarangan acara wisuda di sekolah menuai kritik tajam. Seorang remaja putri, yang juga merupakan korban penggusuran di bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL), Kabupaten Bekasi, secara terbuka menyampaikan ketidaksetujuannya.
Dalam video yang beredar, terekam perdebatan sengit antara remaja tersebut dengan sang gubernur. Remaja itu berpendapat bahwa wisuda dan perpisahan sekolah adalah momen krusial yang menjadi kenangan tak terlupakan bagi para siswa. Ia menekankan bahwa inti permasalahannya bukan penghapusan wisuda sepenuhnya, melainkan bagaimana caranya agar acara perpisahan tetap dapat diselenggarakan dengan biaya yang terjangkau.
"Maksud saya, Pak, bukan wisuda dihapus, tapi perpisahan tetap ada, cuma pengeluarannya diminimalkan," ujarnya dengan nada tegas.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat tetap pada pendiriannya. Ia berargumen bahwa kebijakan larangan wisuda bertujuan untuk melindungi sekolah dari potensi penyimpangan dana serta meringankan beban finansial para orang tua yang kerap terbebani dengan biaya yang besar. Gubernur berkeyakinan bahwa langkah ini diambil demi kepentingan yang lebih besar, yaitu mencegah praktik yang merugikan dan memastikan akses pendidikan yang lebih merata.