Jakarta – Popularitas Raffi Ahmad seringkali diasosiasikan dengan kesuksesan di dunia hiburan dan media sosial. Namun, tren di Amerika Serikat mengungkap sisi lain yang kurang menyenangkan dari profesi kreator konten. Impian untuk hidup mapan dari menjadi influencer ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Industri influencer kini semakin padat dan kompetitif. Platform digital mulai mengurangi insentif, brand menjadi lebih selektif dalam memilih mitra kerja sama, sementara jumlah kreator terus meningkat pesat.
Clint Brantley, seorang kreator konten full-time yang telah berkecimpung di dunia ini selama tiga tahun, membagikan pengalamannya. Meskipun memiliki ratusan ribu pengikut dan jutaan views di TikTok, YouTube, dan Twitch, penghasilannya tahun lalu tidak setara dengan gaji rata-rata pekerja full-time di AS. Dengan penghasilan yang tidak menentu, ia bahkan masih tinggal bersama ibunya.
Mendapatkan penghasilan yang layak dan stabil sebagai kreator konten adalah tantangan yang semakin berat. Platform digital semakin pelit dalam memberikan imbalan untuk konten populer, sementara brand lebih berhati-hati dalam memilih influencer untuk kerja sama.
Ketidakpastian ini diperburuk dengan potensi pemblokiran TikTok di AS pada tahun 2025. Banyak kreator konten khawatir kehilangan sumber pendapatan utama mereka jika TikTok benar-benar diblokir.
Industri Influencer Makin Sesak
Ratusan juta orang di seluruh dunia aktif membuat dan membagikan konten di media sosial. Sekitar 50 juta orang di antaranya berhasil menghasilkan uang dari aktivitas tersebut.
Jumlah kreator yang menghasilkan pendapatan diperkirakan akan terus tumbuh hingga tahun 2028. Namun, dengan semakin banyaknya orang yang terjun ke industri ini, "kue" yang harus dibagi-bagi menjadi semakin kecil.
Hampir separuh influencer menghasilkan kurang dari Rp 245 jutaan per tahun. Hanya sebagian kecil yang mampu meraup pendapatan di atas Rp 1,6 miliar.
Ketimpangan pendapatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti status full-time atau part-time, jenis konten yang dibuat, dan lama berkarier sebagai influencer.
Banyak kreator mengakui bahwa pekerjaan ini menguras energi dan mental. Mereka harus terus memikirkan konten yang menarik dan relevan dengan audiens, serta memanfaatkan momentum yang tepat.
Proses pembuatan konten, mulai dari perencanaan, produksi, hingga editing, membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Selain itu, influencer juga harus aktif berinteraksi dengan penggemar untuk menjaga popularitas.
Para ahli sepakat bahwa menjadi influencer bukanlah pekerjaan yang mudah. Kreator yang sukses biasanya telah berkecimpung di industri ini selama bertahun-tahun dan tidak meraih kesuksesan dalam waktu singkat.
Selain itu, influencer yang bekerja secara mandiri tidak mendapatkan fasilitas seperti jaminan kesehatan, dana pensiun, dan bonus tahunan seperti pekerja kantoran.
Penghasilan dari Platform Makin Kecil
Beberapa tahun lalu, platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram memberikan insentif yang cukup besar bagi kreator konten. Hal ini bertujuan untuk menarik lebih banyak orang untuk membuat dan membagikan konten di platform mereka.
Namun, kini platform mulai mengubah kebijakan pembayaran. Persyaratan untuk mendapatkan penghasilan semakin diperketat.
TikTok kini mengharuskan kreator memiliki minimal 10.000 pengikut dan 100.000 views dalam sebulan. Instagram juga tengah menguji coba program eksklusif yang memberikan penghargaan uang bagi kreator yang membagikan Reels dan foto.
YouTube memperkenalkan program pembagian uang iklan untuk kreator Shorts dengan minimal 1.000 subscriber dan 10 juta views dalam 90 hari.
Banyak kreator TikTok yang mengeluhkan penurunan pendapatan meskipun jumlah pengikut mereka terus bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa mengandalkan pendapatan dari platform saja tidak cukup untuk menjamin kestabilan finansial.
Kreator konten merasa bahwa mereka telah berkontribusi besar dalam meningkatkan popularitas platform dan menghasilkan pendapatan miliaran dolar AS. Oleh karena itu, mereka menuntut bayaran yang adil dan transparan, serta kebijakan yang konsisten.