Hasil survei kecepatan internet dari Speedtest Ookla kembali menyoroti posisi Indonesia di antara negara-negara ASEAN. Menanggapi hal ini, XLSmart menyatakan bahwa perbandingan tersebut kurang tepat karena mengabaikan kondisi geografis Indonesia yang unik.
Direktur & Chief Regulatory Officer XLSmart, Merza Fachys, menjelaskan bahwa menghitung rata-rata kecepatan internet di Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain. Luasnya wilayah Indonesia dengan ribuan pulau menjadi tantangan tersendiri. Contohnya, Singapura yang hanya terdiri dari satu kota, tentu memiliki rata-rata kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang harus mempertimbangkan wilayah-wilayah terpencil seperti Papua.
Merza menambahkan, laporan semacam itu tidak sepenuhnya menggambarkan kualitas jaringan yang dirasakan masyarakat. Pembangunan infrastruktur di wilayah timur Indonesia membutuhkan biaya yang sangat besar, sementara jumlah penggunanya relatif sedikit. Membangun jaringan di Maluku atau Papua bukan hanya soal memasang infrastruktur, tetapi juga menghubungkannya dengan fiber optik bawah laut ke Jawa, yang tentunya jauh lebih mahal daripada membangun di Jakarta-Bandung.
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari lebih dari 13 ribu pulau dengan 270 juta penduduk membuat tantangan pembangunan internet sangat berbeda dengan negara lain. Perbandingan yang adil (apple to apple) sulit dilakukan karena negara lain umumnya memiliki satu daratan yang memudahkan pembangunan infrastruktur.
Meskipun demikian, XLSmart tetap berkomitmen untuk meningkatkan kualitas jaringan internet di Indonesia. Upaya bersama antara operator, pemerintah, dan masyarakat diperlukan, termasuk percepatan pembangunan fiber optik, ketersediaan spektrum tambahan, dan penyederhanaan perizinan.
XLSmart mengajak semua pihak untuk fokus pada upaya peningkatan kualitas jaringan internet. Banyak hal yang perlu dikerjakan bersama, mulai dari pembangunan fiber optik hingga penyederhanaan perizinan.
Merza juga mengingatkan agar masyarakat tidak hanya terpaku pada sisi negatif kecepatan internet, melainkan juga melihat konteks yang lebih luas. Ia mengajak masyarakat untuk bersyukur atas sumber daya alam yang melimpah dan tidak hanya mengeluhkan kecepatan internet.