Anggota Parlemen Belanda Diminta Ganti Baju karena Kenakan Atasan Warna Bendera Palestina

Jakarta – Anggota parlemen Belanda, Esther Ouwehand, menjadi sorotan usai diminta mengganti pakaiannya saat debat di parlemen pada Kamis (18/9). Hal ini dipicu oleh blus yang dikenakannya, yang memiliki warna menyerupai bendera Palestina.

Kejadian bermula saat Ouwehand menyampaikan pendapatnya dalam debat tentang anggaran nasional. Pimpinan parlemen menilai bahwa tindakan Ouwehand dapat mengganggu netralitas lembaga tersebut, karena pakaiannya dianggap sebagai pernyataan politik.

Ketua DPR Belanda, Martin Bosma, secara langsung menyampaikan keberatannya. Namun, Ouwehand membela diri dengan menyatakan bahwa tidak ada aturan yang melarang penggunaan pakaian dengan warna merah, hijau, putih, dan hitam. Ia menekankan pentingnya membela warga Gaza yang rentan.

Meskipun demikian, Bosma tetap meminta Ouwehand untuk berganti pakaian. Akhirnya, Ouwehand meninggalkan ruang sidang dan kembali dengan pakaian baru: kemeja merah muda bermotif bintik hitam yang dipadukan dengan celana hijau.

Pilihan pakaian ini ternyata memiliki makna tersendiri. Kombinasi warna tersebut merepresentasikan semangka, yang sejak lama menjadi simbol dukungan bagi Palestina. Semangka menjadi simbol alternatif setelah pemerintah Israel melarang pengibaran bendera Palestina pada tahun 1967.

Ouwehand dikenal sebagai salah satu politisi Belanda yang lantang menyuarakan dukungannya untuk Gaza. Partainya, PvdD, terus menyerukan gencatan senjata di wilayah tersebut.

Peraturan di parlemen Belanda menyatakan bahwa anggota parlemen tidak diperkenankan menyampaikan pesan politik melalui pakaian atau atribut. Anggota parlemen harus menjaga netralitas dalam berpakaian. Sebelumnya, sidang juga sempat ditangguhkan karena anggota parlemen sayap kanan mengenakan atribut anti-aborsi yang kontroversial.

Scroll to Top