Pakistan Ancam India dengan Serangan Nuklir di Tengah Ketegangan Kashmir yang Meningkat

Ketegangan antara Pakistan dan India kembali memanas setelah serangan teroris di wilayah Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan puluhan wisatawan. Menteri Perkeretaapian Pakistan, Hanif Abbasi, melontarkan ancaman serangan nuklir terhadap India dalam pidato yang disiarkan televisi.

Abbasi mengingatkan India bahwa Pakistan memiliki banyak rudal dan hulu ledak nuklir, yang menurutnya "tidak untuk dipamerkan," tetapi siap digunakan jika diperlukan. Ia juga menekankan bahwa lokasi senjata nuklir Pakistan dirahasiakan. Ancaman ini muncul setelah India menangguhkan Perjanjian Perairan Indus, sebuah perjanjian penting tentang pembagian air antara kedua negara. Abbasi menuduh bahwa jika India menghentikan pasokan air ke Pakistan, maka mereka harus siap berperang.

India berdalih bahwa penangguhan perjanjian itu akan tetap berlaku sampai Pakistan secara kredibel dan tidak dapat ditarik kembali menghentikan dukungannya terhadap terorisme lintas batas. Serangan teroris di Lembah Baisaran, Kashmir, yang menewaskan puluhan wisatawan India dan seorang warga negara Nepal, memperburuk hubungan kedua negara. India menuduh Pakistan membantu infiltrasi militan, tuduhan yang dibantah keras oleh Islamabad.

Front Perlawanan, kelompok militan yang diduga terkait dengan Lashkar-e-Taiba, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sebagai tanggapan, India menurunkan hubungan diplomatik, mengusir diplomat Pakistan, dan menutup perbatasan darat. Pakistan membalas dengan tindakan serupa, menuduh India menindas penduduk Kashmir yang mayoritas Muslim.

Pasukan India dan Pakistan dilaporkan saling tembak melintasi Garis Kontrol (LoC) di Kashmir, batas de facto antara kedua negara. Pasukan keamanan India juga melakukan penggerebekan antiteroris di sisi perbatasan mereka. Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih luas antara kedua negara berkekuatan nuklir tersebut.

Scroll to Top