Rusia Berambisi Saingi Dominasi Starlink dengan Layanan Internet Satelit Mandiri

Geliat popularitas Starlink, layanan internet berbasis satelit besutan SpaceX, memicu persaingan global. Rusia, dengan ambisi yang tak kalah besar, mengumumkan langkah konkret untuk mengembangkan alternatif serupa.

Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos), Dmitry Bakanov, mengungkapkan bahwa negaranya telah memulai upaya serius untuk menciptakan penantang Starlink. "Kendaraan uji coba di orbit telah dievaluasi, dan produksi kendaraan yang sedang berjalan telah dimodifikasi," ujarnya.

Roscosmos menjalin kemitraan strategis dengan Bureau 1440, sebuah perusahaan antariksa Rusia, untuk mewujudkan sistem satelit orbit rendah yang akan menyediakan konektivitas broadband global.

Bureau 1440 telah meluncurkan satelit eksperimental pertamanya, Rassvet-1, pada tahun 2023. Satelit ini merupakan bagian integral dari ‘Project Dawn’, sebuah inisiatif ambisius yang bertujuan untuk menyaingi Starlink. Pengembangan satelit pesaing Starlink ini telah berlangsung selama tiga tahun, dan perusahaan tersebut dikabarkan telah melewati sejumlah tahapan validasi penting. Rencananya, peluncuran perdana satelit Bureau 1440 akan dilakukan pada akhir tahun 2025.

Namun, tantangan yang dihadapi Roscosmos dan Bureau 1440 sangat besar. SpaceX telah membangun konstelasi satelit Starlink selama enam tahun, dan terus meluncurkan satelit baru secara rutin. Data terbaru menunjukkan bahwa SpaceX mengoperasikan lebih dari 8.000 satelit Starlink di orbit rendah Bumi, menjadikannya operator konstelasi satelit terbesar di dunia.

Saat ini, belum jelas apakah proyek pesaing Starlink Rusia ini akan menawarkan layanan internet di luar negeri atau hanya fokus pada pasar domestik.

Motivasi utama Rusia untuk mengembangkan layanan internet satelit mandiri tampaknya adalah untuk memperkuat kemampuan komunikasi militer dan operasional drone. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi kontrol drone militer Rusia.

Scroll to Top