Gelombang ketidakpuasan melanda kerajaan Disney. Pemicunya adalah keputusan kontroversial menangguhkan Jimmy Kimmel, pembawa acara larut malam yang sangat digemari, tanpa batas waktu. Alasannya? Komentar Kimmel terkait kasus pembunuhan Charlie Kirk yang dianggap sensitif oleh pihak ABC, stasiun televisi yang berada di bawah naungan Disney.
Namun, yang membuat situasi semakin runyam adalah reaksi keras dari bintang-bintang Disney sendiri. Mark Ruffalo, pemeran Hulk yang ikonik, tak tinggal diam. Lebih dari sekadar membela Kimmel, Ruffalo memberikan peringatan pedas kepada Disney, bahkan menyinggung soal penurunan saham perusahaan hingga 7%.
"Jika ABC tidak mengembalikan Jimmy Kimmel, saham Disney berpotensi anjlok lebih dalam. Disney jangan sampai menjadi pihak yang merugikan Amerika," tegas Ruffalo dalam unggahannya.
Ancaman Ruffalo bukan isapan jempol belaka. Disney kini berada di persimpangan jalan, kehilangan dukungan dari penggemar setia dan aktor-aktor yang selama ini menjadi tulang punggung kesuksesan mereka. Semakin lama masalah Kimmel berlarut-larut, semakin besar pula kerugian finansial yang harus ditanggung Disney.
Meskipun sulit membayangkan perusahaan sebesar Disney bangkrut total, situasi ini jelas bukan pertanda baik. Bukan hanya uang yang terancam hilang, tetapi juga aset berharga lainnya: para bintang yang membesarkan nama Disney, serta para penggemar yang setia menemani mereka selama ini.
Pedro Pascal, misalnya, secara terbuka mengkritik Disney dan memutuskan untuk mundur dari proyek film mereka, membawa serta sebagian besar basis penggemarnya. Tak ketinggalan, Tatiana Maslany, pemeran She-Hulk, mengajak para pengikutnya di media sosial untuk berhenti berlangganan Disney+.
Disney harus bertindak cepat, bukan malah terjebak dalam pusaran masalah Kimmel. Kata-kata Ruffalo adalah lebih dari sekadar peringatan; ini adalah prediksi yang menghantui. Jika Disney tidak berhati-hati, kerugian yang lebih besar mungkin saja sudah menanti di depan mata.