CILACAP, JAWA TENGAH – Suasana duka mendalam menyelimuti Desa Kalisabuk, Cilacap, saat pemakaman Irawan (46), seorang teknisi elektronik yang menjadi korban longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.
Irawan adalah satu dari dua pekerja yang ditemukan meninggal dunia setelah terjebak dalam insiden longsor yang terjadi pada Senin, 8 September 2025. Jenazahnya tiba di rumah duka pada Minggu dini hari dan dikebumikan pada pagi hari.
Sigit Wahyudi (47), kakak kandung Irawan, menuturkan bahwa keluarga awalnya mengetahui kabar longsor dari media sosial. Mereka tidak menyangka bahwa Irawan termasuk dalam daftar korban. Setelah melakukan penelusuran, barulah dipastikan bahwa adiknya menjadi salah satu korban dalam tragedi tersebut.
Irawan telah bekerja di lingkungan PT Freeport sebagai teknisi elektronik selama kurang lebih sembilan tahun, sebelum akhirnya berpindah perusahaan sekitar setahun terakhir.
Meskipun berat, keluarga Irawan menerima musibah ini dengan lapang dada. Mereka menyadari bahwa bekerja di lingkungan pertambangan memiliki risiko yang tinggi.
"Ya bagaimana lagi, sudah risiko kerja tambang, pasrah saja," ujar Sigit dengan nada tegar.
Sigit mengenang Irawan sebagai sosok yang baik, rajin beribadah, dan gemar bersedekah. Almarhum dikenal pendiam, namun memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama.
"Almarhum orangnya baik dan pendiam, suka beribadah. Suka membantu musala dan masjid juga. Kalau kurban (saat Idul Adha) tidak mau menginformasikan, tahu-tahu sudah kurban," kenang Sigit.
PT Freeport Indonesia mengonfirmasi bahwa dua pekerja yang terjebak telah ditemukan, namun sayangnya dalam kondisi meninggal dunia. Tim evakuasi telah berupaya maksimal menggunakan berbagai peralatan, termasuk alat berat dan drone, untuk mencapai area yang sulit dijangkau.
Dalam insiden ini, total tujuh pekerja dilaporkan terjebak di dalam tambang. Proses pencarian dan evakuasi terus dilakukan dengan harapan dapat menemukan pekerja lainnya dalam keadaan selamat.