Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) mengalami kemerosotan tajam sepanjang minggu ini, terperosok hingga 1,38%. Kondisi ini membawa rupiah ke titik nadir, level terlemah yang pernah dicapai sejak Mei 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat, rupiah berada di angka Rp16.601 per dolar AS. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,45% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp16.527.
Kurs referensi Bank Indonesia (BI), JISDOR, juga mencatat pelemahan serupa. Rupiah ditutup pada level Rp16.578, turun 0,48% dari hari sebelumnya dan merosot 1,14% dalam sepekan.
Awal perdagangan Jumat (19/9) pun dibuka dengan sinyal negatif, rupiah dibuka pada Rp16.550 per dolar AS. Meskipun indeks dolar AS (DXY) melemah ke 97,35, rupiah tetap tak mampu melawan arus pelemahan.
Pemicu utama kemunduran rupiah ini berasal dari kombinasi faktor eksternal dan domestik. Dari luar negeri, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang cenderung hati-hati dalam memangkas suku bunga, memberikan tekanan kuat pada mata uang Garuda. Powell menekankan bahwa keputusan The Fed akan didasarkan pada data ekonomi, bukan tekanan politis.
Data ekonomi AS juga menunjukkan sinyal positif, dengan klaim pengangguran awal mingguan yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini mengindikasikan pasar tenaga kerja yang tangguh, yang berpotensi mempengaruhi kebijakan The Fed.
Dari dalam negeri, ketidakpastian ekonomi global akibat perang tarif AS turut memperburuk situasi. Perlambatan ekonomi di berbagai negara, penurunan daya beli masyarakat, dan peningkatan pengangguran menjadi perhatian serius.
Kekhawatiran juga muncul terkait efektivitas kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Rencana penyaluran dana Rp200 triliun ke perbankan dinilai kurang efektif jika masalah permintaan kredit tidak teratasi. Pengusaha masih enggan mengambil kredit, dan perbankan juga berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman ke sektor riil.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, rupiah diprediksi akan terus berfluktuasi dan berpotensi melemah lebih lanjut. Perkiraan rentang pergerakan rupiah pada perdagangan selanjutnya adalah antara Rp16.600 – Rp16.660 per dolar AS.