Saham Rokok Terbang Tinggi: Sentimen Positif dari Isyarat Perubahan Kebijakan Cukai?

Jakarta – Saham-saham emiten rokok menunjukkan performa yang sangat baik pada perdagangan pagi ini. Keempat emiten rokok yang terdaftar di bursa kompak mencatatkan kenaikan harga yang signifikan, dipicu oleh sentimen positif dari pernyataan Menteri Keuangan terkait kebijakan cukai hasil tembakau (CHT).

Pada pukul 09.11 WIB, saham Indonesia Tobacco (ITIC) memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 12,9% ke harga Rp 350 per saham. Diikuti oleh Wismilak Inti Makmur (WIIM) yang melonjak 8% ke Rp 1.080.

Dua raksasa rokok Indonesia, Gudang Garam (GGRM) dan HM Sampoerna (HMSP), juga tak ketinggalan mencatatkan kenaikan yang substansial. Saham GGRM yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami tekanan, melesat 8,72% ke harga Rp 11.850 per saham. Sementara itu, saham HMSP naik 8,4% ke Rp 710 per saham.

Kenaikan saham emiten rokok ini dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan yang mengindikasikan potensi perubahan dalam kebijakan tarif CHT. Menteri Keuangan mempertanyakan efektivitas tarif cukai rokok yang tinggi, yang menurutnya justru dapat menekan penerimaan negara.

Meskipun mengakui tujuan utama dari kebijakan tarif CHT yang tinggi adalah untuk mengendalikan konsumsi rokok, Menteri Keuangan menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak kebijakan tersebut terhadap tenaga kerja di sektor industri hasil tembakau. Ia menyatakan bahwa pemerintah perlu memiliki program mitigasi untuk mengatasi potensi pengangguran akibat kebijakan yang terlalu ketat.

Menteri Keuangan memastikan bahwa kebijakan CHT di masa depan akan lebih seimbang, antara menjaga kesehatan masyarakat dan melindungi industri rokok sebagai sumber lapangan kerja. Ia menegaskan bahwa pembatasan konsumsi rokok tidak boleh dilakukan dengan "membunuh" industri rokok tanpa memberikan solusi bagi para pekerja.

Pernyataan Menteri Keuangan ini ditangkap positif oleh pasar, yang mengindikasikan harapan akan kebijakan CHT yang lebih ramah terhadap industri rokok dan para pekerjanya, sehingga memicu reli pada saham-saham emiten rokok.

Scroll to Top