Perubahan iklim mengancam keberlangsungan hidup terumbu karang di seluruh wilayah Atlantik. Analisis data ekologi dari lebih dari 400 lokasi terumbu modern menunjukkan laju pertumbuhan terumbu karang saat ini terancam melambat drastis, bahkan berpotensi mengalami erosi, pada pertengahan abad ini jika emisi CO2 terus meningkat.
Kenaikan permukaan laut, yang juga dipercepat oleh perubahan iklim, akan semakin memperburuk kondisi ini. Pertumbuhan terumbu karang diperkirakan tidak akan mampu mengimbangi laju kenaikan permukaan laut, menyebabkan kedalaman air di atas terumbu karang meningkat secara signifikan. Hal ini meningkatkan risiko banjir di wilayah pesisir yang dilindungi oleh terumbu karang dan mengubah ekosistem di sekitarnya.
Diproyeksikan, kenaikan kedalaman air dapat mencapai 0,7 meter pada akhir abad ini jika suhu global meningkat lebih dari 2 derajat Celcius, dan bahkan mencapai 1,2 meter pada tingkat pemanasan yang lebih tinggi.
Kesehatan terumbu karang sangat bergantung pada jumlah dan jenis karang hidup yang ada. Sayangnya, berbagai faktor seperti wabah penyakit dan pemutihan karang akibat suhu tinggi telah menyebabkan penurunan drastis pada populasi karang, terutama spesies kunci pembentuk terumbu.
Penurunan kelimpahan dan keanekaragaman karang ini dipercepat oleh perubahan iklim, yang juga memperburuk dampak ekologis dan sosial-ekonomi akibat hilangnya terumbu karang. Perubahan signifikan ini akan berdampak besar pada wilayah pesisir, yang saat ini dilindungi oleh terumbu karang dari hantaman gelombang. Selain itu, kondisi lingkungan di laguna dekat pantai, yang merupakan habitat penting bagi ekosistem seperti padang lamun, juga akan mengalami perubahan yang signifikan.