Gelombang demonstrasi besar sedang melanda berbagai negara. Setelah Indonesia dan Nepal, kini Filipina dan Peru menjadi pusat aksi unjuk rasa yang masif. Apa yang memicu semua ini?
Filipina Membara karena Skandal Korupsi
Ribuan warga Filipina turun ke jalan di Manila pada hari Minggu, mengungkapkan kemarahan atas skandal proyek pengendalian banjir yang diduga fiktif dan merugikan negara triliunan rupiah. Aksi damai berubah menjadi bentrokan ketika polisi anti huru hara menembakkan meriam air, memicu perlawanan dari demonstran yang melemparkan batu. Puluhan orang ditangkap, termasuk anak di bawah umur, dan puluhan petugas terluka.
Uniknya, demonstrasi ini juga bertepatan dengan momen penting dalam sejarah Filipina, di jalan raya EDSA, lokasi gerakan yang menggulingkan Ferdinand Marcos ayah dari presiden saat ini, Bongbong Marcos pada tahun 1986.
Korupsi proyek infrastruktur memang menjadi masalah serius di Filipina. Departemen Keuangan memperkirakan kerugian negara mencapai puluhan triliun rupiah akibat korupsi proyek pengendalian banjir. Bahkan, organisasi lingkungan Greenpeace memperkirakan angka kerugian bisa mencapai ratusan triliun rupiah. Masyarakat menuntut pengembalian dana yang dicuri dan hukuman berat bagi para pelaku korupsi.
Peru: Demonstrasi Anti-Pemerintah Berujung Bentrok
Di Peru, ratusan demonstran anti-pemerintah bentrok dengan polisi di Lima pada hari Sabtu. Mereka memprotes kejahatan terorganisir, korupsi di pemerintahan, dan reformasi pensiun yang baru-baru ini disahkan. Demonstran melemparkan batu dan tongkat, sementara polisi menembakkan gas air mata. Belasan orang dilaporkan terluka dalam bentrokan tersebut.
Massa menilai Kongres tidak kredibel dan menyalahkan mereka atas masalah yang menimpa negara. Tingkat kepuasan terhadap Presiden Dina Boluarte terus menurun di tengah maraknya kasus pemerasan dan kejahatan terorganisir.
Simbol ‘One Piece’ Menyatukan Aksi Protes Global
Yang menarik dari gelombang protes ini adalah penggunaan bendera Jolly Roger dari serial manga "One Piece". Bendera ikonik tersebut menjadi simbol perlawanan global, mulai dari Indonesia hingga Nepal, dan kini juga berkibar di Filipina dan Peru. Simbol anime Jepang ini seolah menjadi identitas baru bagi perjuangan melawan pemerintahan yang dianggap korup dan tidak adil.