Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana mendirikan sekolah militer khusus pelajar mulai Mei 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah geng motor yang semakin meresahkan, terutama yang melibatkan anak-anak sekolah.
Gubernur Jawa Barat mengungkapkan bahwa beberapa pemerintah kabupaten/kota telah menyatakan kesiapannya untuk program pembinaan ini. Siswa yang terlibat tawuran atau masalah kenakalan remaja lainnya akan ditawarkan opsi untuk mengikuti pendidikan di sekolah militer. Keputusan ini akan diambil setelah berdiskusi dengan orang tua siswa.
Program pendidikan militer ini akan berlangsung minimal enam bulan hingga satu tahun. Selama masa pendidikan, siswa akan dididik dan dibina di lingkungan militer atau kepolisian dengan harapan dapat mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menilai pendekatan ini diperlukan karena upaya penanganan geng motor selama ini belum membuahkan hasil yang signifikan. Program ini diharapkan menjadi solusi konkret bagi anak-anak yang bermasalah di rumah dan berpotensi terlibat dalam kegiatan negatif.
TNI, melalui Kodam III Siliwangi, telah menyatakan kesiapannya dalam mendukung program ini dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sekitar 30 hingga 40 barak khusus telah disiapkan untuk menampung siswa yang mengikuti program ini.
Siswa yang akan diikutsertakan dalam program ini akan dipilih berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dan orang tua. Prioritas akan diberikan kepada siswa yang sulit dibina atau terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas maupun tindakan kriminal. Meskipun mengikuti pendidikan militer, siswa tetap terdaftar di SMP atau SMA asal mereka, namun dengan kelas khusus.
Biaya operasional program ini akan ditanggung bersama oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah kabupaten/kota yang terlibat.