New York – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB yang membahas solusi dua negara untuk Palestina dan Israel diwarnai insiden teknis yang menimpa beberapa pemimpin negara. Beberapa kepala negara mengalami mati mikrofon saat menyampaikan pidatonya, termasuk Perdana Menteri Kanada, Mark Carney.
Menurut pantauan dari siaran langsung KTT di kanal YouTube DW News pada hari Selasa (23/9/2025), Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang memimpin KTT bersama Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, telah menetapkan batasan waktu pidato. Setiap kepala negara diberi alokasi waktu 5 menit, sementara menteri atau perwakilan lainnya dibatasi 3 menit.
"Kami mengingatkan delegasi bahwa batas waktu pidato adalah 5 menit untuk kepala pemerintahan dan 3 menit untuk menteri. Mikrofon akan mati secara otomatis jika waktu terlampaui," tegas Macron.
Setelah pengumuman regulasi tersebut, Raja Yordania Abdullah II mendapat giliran pertama untuk berpidato, diikuti oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mikrofon Erdogan mati secara otomatis setelah 5 menit, tepat setelah ia mendesak Israel untuk segera menarik pasukannya dari Gaza. Meski demikian, Erdogan tetap melanjutkan pidatonya dan mengakhirinya sekitar satu menit kemudian.
Delegasi Indonesia, Prabowo, juga mengalami hal serupa. Mikrofonnya mati saat ia mengucapkan kalimat "Kami bersedia menyediakan pasukan perdamaian". Prabowo terus melanjutkan pidatonya hingga selesai sekitar satu menit setelah mikrofon mati, dan disambut tepuk tangan dari para delegasi.
Perdana Menteri Kanada Mark Carney juga mengalami kejadian serupa. Dalam pidatonya, Carney menegaskan dukungan Kanada terhadap negara Palestina, menggarisbawahi bahwa Kanada selalu mendukung solusi dua negara sejak tahun 1947.
"Sejak 1947, kebijakan setiap pemerintahan Kanada adalah mendukung solusi dua negara untuk perdamaian abadi di Timur Tengah. Posisi ini adalah visi dari deklarasi dukungan terhadap negara Palestina yang berdaulat dan demokratis, membangun masa depan perdamaian dan keamanan berdampingan dengan negara Israel," kata Carney dalam bahasa Inggris.
Carney menekankan pengakuan Kanada atas negara Palestina dan menegaskan bahwa negara tersebut harus dipimpin oleh otoritas Palestina, serta pendiriannya harus menjadi akhir dari keberadaan Hamas. Ia juga menyampaikan pandangan Kanada bahwa perdamaian dan keamanan bagi Israel dapat dicapai melalui solusi dua negara.
Setelah durasi 5 menit berakhir, mikrofon Carney mati secara otomatis. Namun, ia tetap melanjutkan pidatonya dan mengakhirinya sekitar satu menit kemudian.
KTT PBB ini menjadi sorotan karena insiden teknis yang menimpa beberapa pemimpin negara, menyoroti pentingnya pengelolaan waktu dalam forum internasional.