MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan apresiasi mendalam kepada Korea Utara atas dukungan mereka dalam perebutan kembali wilayah perbatasan Kursk, yang menjadi target serangan Ukraina sejak Agustus tahun lalu.
Kremlin merilis pernyataan Putin yang menyebutkan bahwa unit-unit tentara Korea Utara berperan aktif dalam mengusir pasukan Ukraina dari wilayah perbatasan. Aksi ini, menurut Putin, "sepenuhnya mematuhi hukum internasional" dan selaras dengan kesepakatan kemitraan strategis yang ditandatangani Moskow dan Pyongyang pada November 2024.
"Teman-teman Korea bertindak berdasarkan solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati. Kami sangat menghargai hal ini, dan secara pribadi berterima kasih kepada Presiden Urusan Negara Kamerad Kim Jong-un, seluruh pimpinan dan rakyat DPRK," tegas Putin.
Putin menyoroti "kepahlawanan, pelatihan khusus tingkat tinggi, dan dedikasi" tentara Korea Utara yang, menurutnya, "memenuhi tugas mereka dengan kehormatan dan keberanian, menutupi diri mereka dengan kemuliaan yang tak pernah pudar." Ia meyakini hubungan persahabatan, bertetangga baik, dan kerja sama antara kedua negara, yang terjalin di medan perang, akan terus berkembang pesat di segala bidang.
Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, sebelumnya menyatakan bahwa Rusia telah menguasai kembali wilayah perbatasan Kursk. Ia juga berterima kasih kepada tentara Korea Utara atas partisipasi mereka dalam operasi militer di wilayah tersebut, menjadi konfirmasi resmi pertama keterlibatan Pyongyang dalam konflik Rusia-Ukraina yang dimulai Februari 2022.
Staf Umum Ukraina membantah klaim Gerasimov, menyatakan operasi pertahanan Kyiv di wilayah tersebut masih berlangsung meskipun situasinya "sulit."
Kremlin menegaskan bahwa Rusia dapat memberikan bantuan militer kepada Korea Utara berdasarkan kesepakatan kemitraan strategis yang ditandatangani kedua negara akhir tahun lalu.
"Kami memiliki perjanjian yang berlaku, dan, sesuai dengan perjanjian ini, para pihak telah berjanji untuk saling memberikan bantuan signifikan jika diperlukan," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov menambahkan bahwa partisipasi tentara Korea Utara dalam perebutan kembali wilayah perbatasan Kursk membuktikan efektivitas perjanjian kemitraan strategis yang ditandatangani kedua negara.
Kremlin juga menyampaikan harapan adanya sinyal dari Ukraina untuk memulai kembali perundingan langsung, namun belum melihat tindakan konkret ke arah tersebut. Peskov membantah adanya perundingan baru antara Putin dan Donald Trump, namun menyatakan perundingan semacam itu dapat disetujui jika dibutuhkan.