Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang baru dilantik, bergerak cepat dalam dua minggu pertama masa jabatannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Serangkaian kebijakan strategis diluncurkan untuk meningkatkan likuiditas, menarik investasi, serta mengefektifkan sistem perpajakan.
Pompaan Dana Segar ke Sektor Perbankan
Langkah awal Purbaya adalah menyuntikkan likuiditas besar ke bank-bank umum. Pemerintah mengalokasikan Rp200 triliun dana negara ke lima bank Himbara, dengan tujuan agar perbankan memiliki cukup modal untuk menyalurkan kredit. Dana ini ditempatkan dalam bentuk deposito jangka pendek dengan bunga rendah dan tidak boleh digunakan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN), melainkan harus disalurkan kembali sebagai pinjaman. Diharapkan, biaya dana bank akan turun, sehingga mendorong penyaluran kredit yang lebih agresif dan memicu peningkatan konsumsi dan investasi.
Insentif Penarikan Dolar WNI dari Luar Negeri
Pemerintah juga berupaya menarik kembali simpanan dolar milik Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri. Skema insentif berbasis pasar sedang dirancang untuk mendorong WNI menyimpan dolarnya di bank dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat memperkuat cadangan devisa negara dan menambah pasokan dolar dalam sistem perbankan domestik.
Penagihan Utang Pajak Secara Tegas
Purbaya menegaskan komitmennya untuk mengejar para penunggak pajak besar. Kementerian Keuangan telah mengidentifikasi 200 penunggak pajak besar dengan total tagihan mencapai Rp50–60 triliun. Penagihan utang pajak ini diharapkan dapat menambah penerimaan negara tanpa perlu menaikkan tarif pajak.
Perbaikan Sistem Administrasi Pajak Coretax
Isu teknis terkait sistem administrasi pajak elektronik Coretax menjadi perhatian serius. Purbaya berjanji untuk segera menyelesaikan masalah pada sistem tersebut, bahkan berencana mendatangkan tenaga ahli IT dari luar negeri untuk mempercepat proses perbaikan. Perbaikan Coretax diharapkan dapat mengoptimalkan penerimaan perpajakan secara otomatis.
Penyesuaian Kebijakan Fiskal dan Anggaran
Purbaya juga melakukan penyesuaian pada RAPBN, termasuk peningkatan pagu dana Transfer ke Daerah (TKD) menjadi Rp693 triliun. Selain itu, pemerintah berencana mengurangi subsidi listrik secara bertahap dengan menggulirkan energi terbarukan berskala besar. Investasi pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan teknologi baterai dalam negeri akan digalakkan untuk menurunkan beban subsidi tanpa menaikkan tarif listrik.
Secara keseluruhan, Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan langkah cepat dan strategis dalam dua minggu pertama masa jabatannya. Fokus utamanya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan likuiditas, optimalisasi penerimaan negara, dan efisiensi anggaran, tanpa menambah beban pajak baru.