Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tengah menghadapi tantangan serius terkait kesehatan anak. Data terbaru menunjukkan, capaian imunisasi campak di wilayah ini baru mencapai 73,6%. Angka ini jauh dari ideal dan memicu kekhawatiran, terutama setelah Kementerian Kesehatan RI menyatakan Lumajang sebagai salah satu daerah yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Lumajang mengakui adanya penurunan tingkat imunisasi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, angka imunisasi campak mencapai 87,83%, namun mengalami penurunan signifikan di tahun 2024. Imunisasi Measles Rubela (MR1), yang penting untuk mencegah penyakit campak dan rubella, menjadi fokus utama.
Menurut Dinkes-P2KB, salah satu penyebab rendahnya capaian imunisasi adalah kurangnya edukasi kepada orang tua. Banyak orang tua khawatir anak akan rewel setelah diimunisasi, padahal imunisasi sangat penting untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh anak terhadap virus campak.
Menanggapi situasi ini, Bupati Lumajang telah menginstruksikan Dinkes-P2KB untuk segera menyusun jadwal imunisasi massal bagi anak-anak di bawah usia dua tahun. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi dan mencegah penyebaran campak lebih luas.
Imunisasi adalah langkah penting untuk melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya. Dengan imunisasi massal yang segera dilaksanakan, diharapkan Kabupaten Lumajang dapat mengatasi KLB campak dan meningkatkan kesehatan anak-anak di wilayah tersebut. Capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) sendiri tercatat sebesar 83,6 persen pada tahun 2024.