Kota Singkawang tengah berjuang melawan lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kota Singkawang mengambil langkah proaktif dengan menyediakan bubuk abate secara gratis di seluruh puskesmas. Inisiatif ini bertujuan untuk memutus siklus perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama penyebaran penyakit ini.
Hendry Aprianto, Kepala Bidang P2P Dinkes Singkawang, menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas ini. "Ambil abate gratis di puskesmas terdekat. Ini adalah upaya pencegahan agar genangan air tidak menjadi tempat favorit nyamuk berkembang biak," ujarnya.
Selain distribusi abate, Dinkes juga gencar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat tempat penampungan air, dan Memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Strategi ini diharapkan dapat menekan angka penularan DBD, terutama di musim kemarau.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, kasus DBD di Singkawang tetap tergolong tinggi. Hingga akhir Agustus 2025, tercatat 111 kasus. Angka ini menjadikan Singkawang sebagai kota dengan kasus DBD tertinggi di Kalimantan Barat.
"Memang benar, kasus DBD tahun ini meningkat, tetapi semua pasien telah mendapatkan penanganan yang baik di rumah sakit, dan tidak ada kasus kematian. Dengan demikian, situasi ini belum dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)," jelas Hendry.
Peningkatan kasus DBD ini dipicu oleh perubahan cuaca ekstrem dan keterbatasan akses air bersih. Hal ini mendorong warga untuk menyimpan air di wadah terbuka, yang kemudian menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak.
"Nyamuk Aedes aegypti betina mampu menghasilkan ratusan telur dalam sekali siklus. Telur-telur ini juga memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi kering, dan akan menetas kembali ketika ada air. Pola ini mempercepat proses penularan DBD," terangnya.
Secara keseluruhan, Kalimantan Barat mencatat 740 kasus DBD tahun ini, dengan dua kasus kematian di Kabupaten Ketapang dan Mempawah. Singkawang berada dalam status kewaspadaan tertinggi karena jumlah kasusnya melebihi daerah lain.
Dinkes mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan sebagai kunci utama pengendalian DBD. "Pencegahan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Peran aktif masyarakat sangatlah krusial," pungkas Hendry.