Sebuah insiden keracunan makanan menimpa puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Diduga, penyebabnya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diselenggarakan di sekolah tersebut.
Peristiwa ini bermula ketika sejumlah siswa mengeluhkan sakit perut dan muntah-muntah setelah menyantap menu MBG. Kondisi ini kemudian meluas hingga mencapai belasan siswa lainnya.
Menu MBG yang disajikan pada hari itu terdiri dari nasi putih, fillet ikan hiu saus tomat, tahu goreng, oseng kol dan wortel, serta buah melon. Diduga, nugget ikan hiu yang menjadi lauk utama sudah basi dan sayuran berlendir.
"Awalnya hanya beberapa anak yang sakit perut lalu muntah. Tapi makin lama makin banyak," ungkap Kepala SDN 12 Benua Kayong.
Akibat kejadian ini, belasan siswa dilarikan ke Puskesmas terdekat. Karena kondisinya semakin memburuk, mereka kemudian dirujuk ke RSUD dr. Agoesdjam Ketapang untuk mendapatkan perawatan intensif. Jumlah siswa yang diduga keracunan terus bertambah hingga mencapai 20 orang. Mereka mengeluhkan sesak napas dan muntah-muntah.
Pemerintah Kabupaten Ketapang mengambil tindakan tegas dengan menonaktifkan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Mitra Mandiri 2, M. Yoga. Dapur tersebut juga dihentikan operasionalnya sementara waktu.
"Untuk sementara SPPG tersebut akan kita berhentikan operasional dan Kepala SPPG akan kita rumahkan," ujar Kepala Regional MBG Kalbar.
Wakil Bupati Ketapang, Jamhuri Amir, menekankan pentingnya pertanggungjawaban dari pihak pengelola dapur. Ia juga menuntut evaluasi menyeluruh terhadap program MBG untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Orang tua siswa pun выразили ke khawatirannya dan berharap pemerintah daerah dapat meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan makanan di dapur SPPG. Mereka tidak ingin anak-anak mereka menjadi korban kelalaian.
"Kami sebagai orang tua berharap dapur penyedia makanan diawasi ketat. Jangan sampai anak-anak kami jadi korban lagi akibat kelalaian," tegas salah satu orang tua siswa.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga agar program-program serupa dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.