Harga emas menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, didorong oleh ketegangan politik global dan ekspektasi perubahan kebijakan moneter di Amerika Serikat.
Faktor utama yang memicu penguatan emas berasal dari dinamika politik yang bergejolak di AS. Situasi ini diperburuk oleh data ekonomi AS yang mengindikasikan melemahnya sektor tenaga kerja, memicu spekulasi bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga pada bulan Oktober.
Selain itu, konflik geopolitik seperti invasi Rusia ke Ukraina, eskalasi konflik di Timur Tengah, serta sanksi dagang AS terhadap India dan China, semakin memperkuat sentimen pasar, meningkatkan ketidakpastian global.
Pelemahan nilai tukar rupiah juga turut memberikan kontribusi positif terhadap kenaikan harga emas di pasar domestik.
Para analis pasar keuangan menekankan kombinasi faktor geopolitik dan arah kebijakan moneter AS sebagai pendorong utama tren harga emas dalam jangka panjang. Diversifikasi cadangan devisa oleh bank sentral ke emas juga memberikan dukungan tambahan.
Investor disarankan untuk mempertahankan kepemilikan emas dan mempertimbangkan untuk menambahnya secara bertahap. Strategi dollar cost averaging direkomendasikan, yaitu membeli emas secara berkala baik saat harga turun maupun naik.
Pada perdagangan terkini, harga emas batangan Antam kembali mengalami kenaikan. Harga emas Antam di Pegadaian dan Logam Mulia menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan hari sebelumnya, demikian pula dengan harga buyback.