Planet ‘Dunia Air’ Ternyata Gurun? Penemuan Baru Mengubah Segalanya

Eksoplanet sub-Neptunus, yang selama ini diimpikan sebagai ‘dunia air’ dengan lautan luas, kini terungkap memiliki kemungkinan lebih besar sebagai gurun kering. Paradigma tentang planet-planet berukuran antara Bumi dan Neptunus ini mengalami perubahan drastis.

Sebelumnya, ilmuwan meyakini planet sub-Neptunus terbentuk jauh dari bintangnya, mengumpulkan bongkahan es di luar batas ‘garis beku’. Proses migrasi mendekat kemudian diasumsikan mencairkan es tersebut, membentuk lautan tersembunyi di bawah atmosfer hidrogen yang tebal. Inilah yang melahirkan konsep planet Hycean, gabungan antara hidrogen dan lautan.

Namun, studi terbaru menggugurkan harapan ini. Perhitungan menunjukkan skenario terbentuknya lautan luas hampir mustahil.

K2-18b: Dari Harapan Menuju Keraguan

Eksoplanet K2-18b, berjarak 124 tahun cahaya, sempat menjadi sorotan. Penemuan biomarker dimetil sulfida (DMS) memicu spekulasi tentang keberadaan samudra global yang mendukung kehidupan. Sayangnya, analisis lanjutan menunjukkan bukti DMS sangat lemah. Banyak ahli kini berpendapat K2-18b hanyalah planet dengan atmosfer padat dan kurang ramah untuk kehidupan.

Simulasi Mengubah Pandangan

Simulasi evolusi awal terhadap ratusan planet sub-Neptunus menghasilkan temuan mengejutkan. Interaksi antara magma dan atmosfer, yang sering diabaikan, ternyata berperan penting. Hasilnya? Tidak ada satu pun planet yang menunjukkan lapisan air masif seperti yang dibayangkan sebelumnya. Planet Hycean dengan kandungan air melimpah kemungkinan besar tidak eksis.

Hidrogen dan oksigen cenderung terikat dengan logam dan silikat di interior planet, ‘mengunci’ air jauh di dalam. Bahkan planet yang awalnya kaya es hanya menyisakan sedikit air di dekat permukaan. Air yang benar-benar bertahan di permukaan sangatlah terbatas.

Menariknya, atmosfer paling kaya air justru terbentuk pada planet yang berada dekat bintang induknya. Di sana, air tercipta secara kimiawi melalui reaksi antara hidrogen atmosfer dan oksigen dari batuan cair.

Implikasi bagi Pencarian Kehidupan

Jika planet Hycean ternyata tidak ada, harapan untuk menemukan air cair dan kehidupan mungkin bergeser ke planet berbatu kecil yang mirip Bumi.

Meskipun demikian, K2-18b tetaplah penting. Sebagai contoh planet sub-Neptunus, tipe planet yang tidak ada di tata surya kita namun umum di galaksi, ia memberikan wawasan berharga tentang proses pembentukan sistem keplanetan.

Studi ini juga menyiratkan bahwa Bumi bukanlah anomali langka. Banyak planet lain di luar sana mungkin hanya menyimpan sedikit air. Bumi, dalam simulasi, terlihat sebagai planet yang cukup biasa.

Scroll to Top