Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengalami kejadian unik di New York usai menyampaikan pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai pengakuan negara Palestina. Kendaraannya terpaksa berhenti mendadak karena harus memberi jalan bagi iring-iringan mobil Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Donald Trump.
Sebuah video yang beredar menunjukkan Macron keluar dari mobil dan berdiskusi dengan petugas kepolisian yang menghentikan laju kendaraannya. Macron menyatakan tujuannya untuk menuju konsulat negaranya.
"Maaf, Bapak Presiden, saya mohon maaf, semua lalu lintas ditahan karena ada iring-iringan mobil yang lewat," kata seorang petugas polisi.
Macron, yang tampak keheranan dengan jalanan yang kosong, merespons, "Jika tidak ada mobil yang lewat, biarkan saya menyeberang. Saya akan berbicara dengan Anda."
Terjebak di balik pembatas jalan, Macron kemudian menghubungi Trump melalui ponselnya. Sambil tertawa, dia berkata, "Apa kabar? Tebak apa? Saya menunggu di jalan karena semua lalu lintas ditahan untukmu."
Setelah percakapan tersebut, Macron diizinkan melanjutkan perjalanan, namun tidak dengan mobilnya. Dia memilih berjalan kaki menyusuri jalan, berbaur dengan pejalan kaki dan pembeli.
Menurut laporan, Macron berjalan kaki selama sekitar 30 menit bersama pengawalnya. Dia bahkan sempat berhenti untuk berfoto bersama beberapa pejalan kaki, termasuk seorang pria yang mencium keningnya.
Insiden ini mengingatkan publik Indonesia pada gerakan "stop Tot Tot Wuk Wuk" yang populer di media sosial, sebagai bentuk protes terhadap suara bising dan gangguan lalu lintas akibat pengawalan mobil pejabat.
Kejadian ini terjadi setelah Macron menyampaikan pidatonya di PBB yang menekankan pentingnya mengakhiri konflik di Gaza. Dia menegaskan perlunya menegakkan keadilan bagi rakyat Palestina dan mengakui negara Palestina di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem. Macron juga mengusulkan pembentukan pasukan stabilisasi internasional di Gaza pasca-perang, yang diharapkan mendapat dukungan luas, kecuali dari Israel dan AS.