Gelombang solidaritas internasional terus mengalir untuk Gaza. Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, mengambil langkah tegas dengan mengirimkan kapal perang fregat untuk melindungi Global Sumud Flotilla yang tengah berlayar menuju Gaza. Keputusan ini menyusul laporan serangan yang dialami oleh beberapa kapal flotilla oleh belasan drone di perairan Yunani.
"Untuk menjamin keselamatan warga Italia dalam ‘Flotilla’… saya telah berkoordinasi dengan Perdana Menteri dan pihak berwenang untuk mengerahkan kapal fregat multifungsi Fasan, yang beroperasi di utara Kreta sebagai bagian dari Operasi Penyelamatan Laut. Kapal (Fasan) tersebut sudah bergerak menuju area untuk melakukan operasi penyelamatan," ungkap Crosetto.
Sembilan kapal dari Global Sumud Flotilla, yang berupaya menembus blokade Gaza, kini dalam kondisi darurat setelah diserang oleh 15 drone saat memasuki perairan internasional dekat Yunani pada Rabu (24/9/2025) dini hari. Meskipun demikian, seluruh peserta dari 45 negara, termasuk relawan Indonesia, dilaporkan selamat dan tetap berkomitmen untuk melanjutkan pelayaran ke Gaza.
Data dari situs pelacakan Global Sumud Flotilla menunjukkan ada 52 kapal kemanusiaan yang tengah berlayar di Laut Mediterania menuju Gaza. Sebanyak 37 kapal terdeteksi berada di perairan internasional dekat Pulau Heraklion, Yunani. Dari 37 kapal tersebut, sembilan di antaranya menyalakan alarm tanda bahaya.
Sembilan kapal yang mengalami keadaan darurat antara lain: Kapal Ohwayla, Kapal Otoria, Kapal Taigete, Kapal Maria Cristina, Kapal Yulara, Kapal Alma, Kapal Selvaggia, Kapal Morgana, dan Kapal Zefiro. Seorang aktivis bernama Jasmine Acar melaporkan bahwa serangan drone menargetkan armada kemanusiaan dengan menggunakan bahan peledak. Aktivis lain, Thiago Avila, menambahkan bahwa serangan tersebut menyebabkan setidaknya 11 ledakan.
Sementara itu, tiga relawan Indonesia dari Global Peace Convoy (IGPC) dan Aqso Working Grup (AWG) masih tertahan di perairan Malta-Italia akibat kerusakan kapal yang mereka tumpangi. Wanda Hamidah dari IGPC tertahan di Pelabuhan Porto Pallo, Muhammad Faturrahman dari AWG tertahan di Pelabuhan Porto Dipozzalo, dan Muhammad Husein dari IGPC berada di Marzememi, Sisilia, Italia.