Himbara Naikkan Bunga Deposito Dolar AS: Dampaknya Terbatas?

Bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himbara, yaitu BRI, Mandiri, BNI, dan BTN, mengambil langkah untuk meningkatkan daya tarik simpanan dolar AS. Mulai 5 November 2025, mereka akan menawarkan suku bunga deposito dolar AS sebesar 4% per tahun untuk semua kategori saldo dan tenor hingga 12 bulan.

Kebijakan ini merupakan respons terhadap upaya pemerintah untuk mendorong pemilik dana memarkirkan dolar AS mereka di dalam negeri, yang diharapkan dapat memperkuat cadangan devisa dan menstabilkan nilai tukar rupiah.

Meskipun demikian, sejumlah analis menilai dampak kenaikan suku bunga ini mungkin tidak terlalu besar terhadap biaya dana (cost of fund) Himbara secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:

  • Komposisi Deposito Dolar AS: Proporsi deposito dolar AS terhadap total deposito di bank-bank Himbara relatif kecil.
  • Biaya Dana Efektif: Biaya dana efektif beberapa bank Himbara, kecuali BTN, sudah berada di sekitar angka 4%.
  • Suku Bunga Pasar: Data dari OJK menunjukkan bahwa suku bunga rata-rata deposito valas, yang didominasi dolar AS, juga tidak terpaut jauh dari 4%, bahkan bank swasta nasional cenderung menawarkan suku bunga yang lebih tinggi.

Akuisisi Perkebunan Sawit oleh SSMS dan Aktivitas Korporasi Lainnya

Di sisi lain, beberapa emiten juga mencuri perhatian:

  • $SSMS: Sawit Sumbermas Sarana berencana mengakuisisi 63,4% saham PT Sawit Mandiri Lestari dari pihak pengendali, PT Citra Borneo Indah, senilai Rp1,6 triliun. Aksi korporasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perseroan karena lokasi perkebunan yang strategis dan umur tanaman yang masih muda.
  • $PTRO: Anggota komisaris dan direksi Petrosea, Erwin Ciputra dan Kartika Hendrawan, menambah kepemilikan saham mereka di PTRO melalui pembelian di pasar.
  • $AALI: Astra Agro Lestari mengumumkan pembagian dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp123 per saham, yang memberikan imbal hasil dividen sekitar 1,6%.
  • $IMPC: PT Tunggal Jaya Investama mengalihkan sebagian kepemilikan sahamnya di Impack Pratama Industri melalui transaksi repo.
  • $SPMA: Suparma akan membagikan dividen saham dengan rasio 100:30.

Performa Pasar dan Sentimen Global

Pada perdagangan hari ini, beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan, seperti $TINS, $MNCN, $BRPT, dan $ENRG. Sebaliknya, saham $GGRM, $FILM, $MDKA, dan $SSIA mengalami penurunan.

Dari sisi global, Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan sinyal bahwa belum ada rencana penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Sementara itu, konsensus pasar memperkirakan Bank Indonesia akan kembali memangkas BI Rate sebesar 25 bps hingga akhir tahun 2025.

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026 menjadi 4,9% YoY.

Di sektor komoditas, ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan, sementara stok mengalami peningkatan. Komisi Eropa berencana kembali menunda implementasi peraturan anti-deforestasi.

Market Cap: Lebih dari Sekadar Angka

Market capitalization atau kapitalisasi pasar seringkali dianggap remeh oleh investor, padahal indikator ini sangat penting untuk memahami ukuran dan nilai sebuah perusahaan di mata pasar. Analogi sederhananya, market cap adalah "ukuran sekolah" sebuah perusahaan di bursa, yang mencerminkan stabilitas dan skala bisnisnya.

Scroll to Top