Kamis, 25 September 2025, rupiah memulai perdagangan di level Rp16.726 per dolar AS. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 41 poin atau 0,25 persen.
Pergerakan mata uang di Asia menunjukkan tren beragam. Peso Filipina mengalami pelemahan signifikan sebesar 0,50 persen, diikuti oleh ringgit Malaysia yang turun 0,05 persen, dan dolar Hong Kong yang terkoreksi tipis 0,02 persen.
Sebaliknya, yuan China menunjukkan penguatan sebesar 0,05 persen. Dolar Singapura juga naik 0,07 persen, yen Jepang menguat 0,11 persen, dan won Korea Selatan mencatat kenaikan tertinggi di antara mata uang Asia, yaitu sebesar 0,38 persen.
Mata uang utama negara-negara maju juga menunjukkan performa yang bervariasi. Poundsterling Inggris melemah 0,2 persen, sementara euro Eropa menguat tipis 0,04 persen. Franc Swiss naik 0,03 persen, dolar Australia menguat 0,05 persen, dan dolar Kanada naik 0,01 persen.
Analis keuangan memprediksi bahwa rupiah masih akan menghadapi tekanan dari penguatan dolar AS. Selain itu, sentimen dalam negeri terkait kekhawatiran defisit fiskal akibat kebijakan stimulus pemerintah turut membebani nilai tukar rupiah.
Diperkirakan, rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.600 – Rp16.750 per dolar AS.