IHSG Anjlok 1%, Rupiah Tertekan Sentimen Global dan Domestik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam sebesar 1% menjelang penutupan perdagangan hari ini, Kamis (25/9/2025). Pada pukul 15.39 WIB, indeks terkoreksi 83,92 poin ke level 8.042,64. Data menunjukkan lebih banyak saham yang melemah, dengan 469 saham turun berbanding 251 saham yang menguat, serta 237 saham stagnan.

Aktivitas perdagangan cukup ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp 21,54 triliun, melibatkan 45,54 miliar saham yang berpindah tangan dalam 2,43 juta transaksi. Akibat penurunan ini, kapitalisasi pasar menyusut menjadi Rp 14.762 triliun.

Penurunan IHSG sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rupiah kembali tertekan, melemah 0,39% ke level Rp16.735 per dolar AS. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif rupiah menjadi enam hari berturut-turut. Sempat menyentuh Rp16.755 per dolar AS, rupiah sedikit membaik menjelang akhir perdagangan.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) terpantau menguat tipis 0,01% di level 97,880. Sehari sebelumnya, DXY menguat signifikan ke level 97,873 atau naik 0,63%.

Tekanan terhadap rupiah dipicu oleh kombinasi sentimen internal dan eksternal. Penguatan indeks dolar AS serta arus keluar modal asing (capital outflow) turut berkontribusi pada pelemahan mata uang garuda.

Penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan hati-hati Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell terkait prospek penurunan suku bunga. Pasar menafsirkan pernyataan Powell sebagai sinyal bahwa The Fed tidak akan terburu-buru melonggarkan kebijakan moneter, mengingat pentingnya menjaga keseimbangan antara menurunkan inflasi dan risiko pelemahan pasar tenaga kerja.

Ekonom menilai bahwa derasnya arus keluar modal asing serta kondisi pasar keuangan domestik yang kurang mendukung turut memperparah pelemahan rupiah.

Scroll to Top