Kabupaten Bandung Barat dilanda kejadian luar biasa (KLB) keracunan massal yang menimpa lebih dari seribu warganya. Korban keracunan makanan bergizi gratis (MBG) ini mayoritas merupakan pelajar dari tingkat SD hingga SMA/SMK di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas.
Data dari Posko Cipongkor dan Cihampelas mencatat, sejak Senin (22/9) hingga Kamis (25/9), sebanyak 1.315 orang mengalami gejala keracunan. Gelombang pertama keracunan terjadi pada Senin-Selasa dengan 393 korban. Rinciannya, 192 orang di Cihampelas (termasuk siswa SMKN I Cihampelas, MA Al Mukhtariyah, MTS Al Mukhtariyah, dan SDN 1 Cihampelas) dan 201 orang di Desa Neglasari, Citalem, serta Cijambu, Kecamatan Cipongkor.
Kasus keracunan kembali terjadi pada Rabu (24/9), dengan menu MBG yang berbeda dari kejadian sebelumnya. Hingga Kamis siang, tercatat 730 orang mengalami gejala keracunan baru. Para korban umumnya mengalami mual, pusing, hingga sesak napas.
Program MBG yang telah berjalan sejak awal Januari ini memang kerap menuai sorotan. Berbagai masalah ditemukan, mulai dari kandungan gizi yang diragukan, temuan hewan dalam makanan, hingga makanan yang busuk atau basi. Rangkaian permasalahan ini memicu desakan agar pemerintah menghentikan sementara program MBG untuk dievaluasi secara menyeluruh.
Menanggapi hal ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa pihaknya akan menunggu arahan dari Presiden RI terkait kelanjutan program MBG.