Penemuan mencengangkan di dasar Laut Utara mengguncang fondasi ilmu geologi. Ratusan gundukan pasir raksasa, yang disebut "sinkit", ditemukan dan menunjukkan fenomena alam yang belum pernah terlihat sebelumnya. Struktur aneh ini berpotensi mengubah cara kita memahami perut bumi dan menyimpan karbon.
Dengan teknologi pencitraan seismik 3D beresolusi tinggi dan data dari ratusan sumur, tim peneliti internasional menemukan gundukan-gundukan pasir berukuran berkilo-kilometer yang seolah "tenggelam" ke dalam lapisan sedimen yang lebih muda dan lunak di bawahnya. Akibatnya, terjadi inversi stratigrafi skala besar, di mana lapisan batuan yang lebih tua justru berada di atas lapisan yang lebih muda.
Inversi stratigrafi memang bukan hal baru, tetapi biasanya terjadi dalam skala kecil. Sinkit, sebaliknya, adalah contoh terbesar yang pernah didokumentasikan, menantang pemahaman konvensional tentang struktur bawah permukaan bumi.
Menurut para ilmuwan, sinkit terbentuk jutaan tahun lalu, kemungkinan besar pada periode Miosen Akhir hingga Pliosen. Gempa bumi atau perubahan tekanan bawah tanah secara tiba-tiba diperkirakan memicu pencairan pasir, yang kemudian tenggelam melalui celah alami di dasar laut. Proses ini mendorong material berpori yang terdiri dari fosil laut mikroskopis ("floatit") ke atas, menciptakan gundukan raksasa.
Implikasi dari penemuan ini sangat luas. Pemahaman tentang sinkit dapat membantu memprediksi lokasi jebakan minyak dan gas bumi, serta mengevaluasi lokasi yang aman untuk penyimpanan karbon dioksida di bawah tanah. Ini karena struktur sinkit dapat memengaruhi pergerakan fluida dan sedimen di kerak bumi.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa fluida dan sedimen dapat bergerak di kerak bumi dengan cara yang tidak terduga," kata salah satu peneliti. "Pemahaman mengenai proses terbentuknya sinkit dapat mengubah secara signifikan cara kita menilai reservoir bawah tanah, sistem penyekat, serta jalur pergerakan fluida. Semua hal itu sangat penting bagi kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon."
Saat ini, tim peneliti terus mendokumentasikan contoh lain dari fenomena serupa dan menilai dampaknya terhadap pemahaman kita tentang reservoir dan lapisan penyekat bawah tanah. Walaupun masih ada skeptisisme, penemuan ini menjanjikan perubahan signifikan dalam cara kita memahami dan mengelola sumber daya alam serta mitigasi perubahan iklim.