Topan Super Ragasa Luluh Lantakkan Tiga Negara Tetangga: China, Taiwan, Filipina

Jakarta, CNBC Indonesia – Bencana dahsyat menerjang tiga negara tetangga Indonesia. Topan Super Ragasa memicu evakuasi massal, melumpuhkan aktivitas kota, dan menyebabkan kerusakan parah.

China menjadi salah satu negara yang terdampak paling signifikan. Evakuasi massal hampir 2 juta penduduk di wilayah selatan China dilakukan untuk menghindari amukan topan. Pusat keuangan Hong Kong pun tak luput dari kelumpuhan.

Di Taiwan, banjir bandang akibat Topan Ragasa menghancurkan jembatan, merenggut 14 nyawa, dan menyebabkan 33 orang hilang. Filipina, yang terlebih dahulu diterjang, mencatat 8 korban jiwa akibat terjangan badai di pulau-pulau terpencil.

Seberapa parah dampak Topan Super Ragasa di masing-masing negara? Berikut ulasannya:

China

China bagian selatan dan Hong Kong mengalami kelumpuhan aktivitas akibat Topan Super Ragasa. Saat ini, intensitas topan dilaporkan mulai menurun.

Di Provinsi Guangdong, ratusan ribu orang bergotong royong membersihkan wilayah dari dampak topan. Pohon tumbang, pagar roboh, dan rambu-rambu bangunan hancur berserakan di mana-mana.

Topan Ragasa menghantam Guangdong dengan kecepatan angin mencapai 145 kilometer per jam. Di Yangjiang, pohon-pohon tumbang dan puing-puing berserakan di jalanan.

Meskipun hujan ringan dan angin sepoi-sepoi masih terasa, warga terus berupaya membersihkan kerusakan. Pemerintah belum melaporkan adanya korban jiwa akibat badai ini.

Di Pulau Hailing, petugas berusaha membersihkan pohon tumbang yang menghalangi jalan. Sebuah restoran makanan laut mengalami kerusakan parah dengan atap yang runtuh atau terkikis.

"Anginnya sangat kencang, menghancurkan segalanya," ujar Lin Xiaobing, seorang pekerja restoran. "Tidak ada listrik di rumah," tambahnya sambil membantu membersihkan restoran yang penuh dengan air, lumpur, dan puing-puing.

Pulau Hailing merupakan destinasi wisata populer, dan banyak penduduk setempat bergantung pada industri pariwisata untuk mata pencaharian.

Sementara itu, di Hong Kong, 101 orang dirawat di rumah sakit akibat luka-luka yang diderita selama topan. Lebih dari 900 orang mengungsi di 50 tempat penampungan sementara.

Pusat keuangan tersebut mencatat ratusan pohon tumbang dan banjir di beberapa wilayah. Gedung-gedung tinggi bergoyang dan berderak tertiup angin kencang.

Otoritas bandara melaporkan sekitar 1.000 penerbangan terdampak oleh Topan Ragasa, dan berharap dapat kembali beroperasi normal dalam dua hari ke depan.

Peringatan topan tertinggi di Hong Kong dicabut setelah berlaku selama 10 jam 40 menit, waktu terlama kedua dalam sejarah kota tersebut. Badan Meteorologi Hong Kong mengkategorikan badai ini sebagai yang terkuat di Pasifik barat laut tahun ini.

Taiwan

Di Taiwan, Topan Super Ragasa menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai puluhan lainnya ketika danau jebol di wilayah timur Hualien. Dua puluh dua orang masih dinyatakan hilang.

Danau yang jebol menyebabkan banjir bandang yang menghanyutkan jembatan dan melanda kota Guangfu, meninggalkan jejak lumpur tebal.

Mobil-mobil dan skuter yang rusak tergeletak di pinggir jalan, sementara perabotan berserakan di sepanjang jalan.

Warga mengatakan lumpur terlalu berat untuk dibersihkan sendiri, dan bantuan tambahan diperkirakan akan datang.

"Hampir semuanya hancur," kata Chuan Kun-jui, seorang tukang daging setempat, sambil menyekop lumpur di dekat kios tokonya yang runtuh.

Sekitar 1.200 orang mengungsi di tempat penampungan. Hampir 3.300 orang telah dievakuasi dari daerah sekitar danau.

"Ini malam kedua kami di sini. Aman saja sudah cukup, tidak masalah di mana kami tidur," kata Kaniw ‧ Looh, seorang penatua gereja berusia 64 tahun.

Di wilayah sekitar danau, 3.285 orang dievakuasi dan sekitar 1.200 orang tinggal di tempat penampungan.

"Ketinggian air di danau telah turun drastis akibat luapan air," kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional, menyebabkan lebih dari 4.000 orang di wilayah tersebut kehilangan pasokan air.

"Seluruh kota masih kekurangan air, kami bertahan hidup dengan air hujan dan air minum kemasan," ujar Shih Hui-mei, seorang relawan bantuan.

Maggie Huang, yang mengelola bisnis pariwisata lokal, mengatakan keran-keran air di kota itu kering dan tangki air gereja pun habis. Menurutnya tidak ada yang bisa mandi.

"Tidak ada air sama sekali," katanya. "Ini rumah kami. Ke mana lagi kami bisa pergi?," ujarnya.

Filipina

Filipina merasakan dampak Topan Super Ragasa pada hari Senin. Angin kencang maksimum mencapai 205 kilometer per jam dengan hembusan mencapai 250 kilometer per jam.

Pemerintah Filipina menutup kantor dan sekolah di Metro Manila dan 29 provinsi lainnya.

"Para pejabat setempat tidak boleh menunda evakuasi keluarga dari zona bahaya," ujar Menteri Dalam Negeri Jonvic Remulla.

Pihak berwenang mengatakan hampir 300 orang dievakuasi dari Kabupaten Hualien.

Filipina adalah daratan besar pertama yang menghadapi sabuk siklon Pasifik, dan negara kepulauan ini dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun. Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat seiring dengan pemanasan global yang sebagian disebabkan oleh dampak perubahan iklim.

Scroll to Top