Carlo Ancelotti Ungkap Pemecatan Terkejam dalam Kariernya

Pelatih kawakan, Carlo Ancelotti, mengakui bahwa pemecatannya dari Bayern Munich merupakan pengalaman paling pahit dalam karier kepelatihannya yang gemilang. Meski telah dipecat dari klub-klub besar lainnya seperti Juventus, Chelsea, dan Real Madrid, pemecatan di Bayern meninggalkan kesan mendalam baginya.

Ancelotti, yang selama setahun menangani Bayern antara 2016-2017, mencatatkan rekor yang cukup baik dengan 43 kemenangan dari 60 pertandingan, serta mengantarkan tim meraih gelar Bundesliga dan dua Piala Super Jerman. Namun, kekalahan telak 0-3 dari Paris Saint-Germain (PSG) di fase grup Liga Champions musim 2017/18 menjadi akhir dari masa jabatannya di klub Bavaria tersebut.

Dalam buku terbarunya, Ancelotti mengkritik keputusan Bayern memecatnya dan mengungkapkan alasan di balik pemecatan tersebut. Ia menjelaskan bahwa kekalahan dari PSG disebabkan oleh kesalahan taktiknya sendiri, di mana ia mengabaikan pemain sayap senior dan fokus pada serangan dari tengah, yang mengakibatkan keseimbangan tim terganggu dan rentan terhadap serangan balik.

Setelah pertandingan tersebut, direksi klub menilai bahwa Ancelotti adalah penyebab utama dari performa tim yang tidak memuaskan. Ia merasa bahwa pemecatan tersebut sangat kejam, terutama karena setelah kepergiannya, Bayern berhasil mencapai semifinal Liga Champions sebelum akhirnya dikalahkan oleh Real Madrid.

Ancelotti, yang kini melatih tim nasional Brasil, menekankan bahwa pemecatan dapat terjadi di klub mana pun, terlepas dari kepemimpinan yang aneh atau pemilik yang tidak dapat diprediksi. Pemegang saham perusahaan pun dapat mengambil keputusan serupa.

Scroll to Top