Para ilmuwan baru-baru ini mengungkap keberadaan kaca alami unik di Australia Selatan, yang diyakini terbentuk akibat tumbukan asteroid misterius sekitar 11 juta tahun silam. Kaca yang disebut "ananguit" ini menjadi petunjuk adanya peristiwa tumbukan kosmik kuno yang sebelumnya tidak diketahui.
Penelitian mendalam terhadap tektit, batuan kaca yang terbentuk saat meteorit menghantam Bumi, menunjukkan adanya benturan dahsyat yang melontarkan material ke seluruh wilayah Australia Selatan. Meskipun demikian, lokasi kawah tumbukan tersebut masih menjadi misteri.
Analisis terhadap ribuan sampel tektit yang dikumpulkan dari Museum Australia Selatan mengidentifikasi enam spesimen dengan komposisi kimia yang berbeda dari tektit pada umumnya di wilayah tersebut. Perbedaan usia dan komposisi ini mengindikasikan bahwa ananguit tidak terkait dengan tumbukan yang menciptakan lapangan tektit Australasia. Sebaliknya, mereka kemungkinan besar berasal dari peristiwa tumbukan terpisah yang terjadi sekitar 11 juta tahun lalu.
Para peneliti menamai tektit ini "ananguit" sebagai penghormatan kepada masyarakat adat Pitjantjatjara dan Yankunytjatjara, yang menyebut diri mereka Anangu, yang berarti "manusia".
Salah satu aspek yang paling menarik dari penemuan ini adalah ketidakmampuan para ilmuwan untuk menemukan kawah tumbukan yang sesuai dengan usia ananguit. Beberapa lokasi potensial telah diusulkan, termasuk wilayah di Filipina, Indonesia, dan Papua Nugini. Di daerah yang aktif secara vulkanik seperti Papua Nugini, kawah tumbukan mungkin telah disalahartikan sebagai fitur vulkanik atau terkubur seiring waktu.
Penemuan ananguit tidak hanya mengungkap sejarah geologi Bumi, tetapi juga memiliki implikasi penting untuk pemahaman kita tentang risiko tumbukan asteroid di masa depan. Dengan mempelajari kapan dan seberapa sering asteroid besar menabrak Bumi, kita dapat lebih siap dalam menilai dan mengurangi potensi bahaya tumbukan di masa depan.