Awal Februari 2022, SpaceX meluncurkan 49 satelit Starlink. Tragisnya, dalam hitungan hari, sebagian besar satelit tersebut kembali jatuh ke Bumi. Saat itu, badai geomagnetik ringan disalahkan sebagai penyebabnya. Namun, penelitian terbaru mengungkap cerita yang lebih kompleks.
Ternyata, kegagalan satelit ini lebih dari sekadar dampak badai. Atmosfer Bumi, yang meskipun tipis, membentang sangat luas, mengalami pemuaian yang lebih besar dari perkiraan. Saat badai geomagnetik terjadi, energi besar dari Matahari memanaskan atmosfer, membuatnya mengembang dan meningkatkan kerapatan lapisan atasnya. Kerapatan yang meningkat ini menciptakan hambatan yang memperlambat laju satelit.
Satelit yang melambat akan turun ke ketinggian yang lebih rendah, di mana hambatan atmosfer semakin kuat. Akibatnya, satelit terbakar dan jatuh ke Bumi. Bahkan, efek gabungan dari badai-badai kecil yang terjadi berturut-turut mempercepat proses jatuhnya satelit.
Laporan terbaru mengungkapkan faktor lain yang lebih mendalam: peristiwa kompleks dalam siklus magnetik Matahari. Matahari memiliki siklus aktivitas 11 tahunan yang mencapai puncaknya pada solar maksimum. Selain itu, ada siklus magnetik 22 tahunan yang dikenal sebagai siklus Hale, di mana medan magnet Matahari berbalik arah setiap 11 tahun.
Fitur penting dalam siklus Hale adalah pembentukan "donat magnetik" di sekitar 55 derajat lintang di kedua belahan Matahari. Struktur ini perlahan bergerak ke ekuator, dan saat bertabrakan, terjadilah "terminator," momen di mana medan magnet saling meniadakan. Peristiwa terminator ini ternyata memiliki kaitan erat dengan siklus ke-25 Matahari.
Analisis menunjukkan bahwa model terminator lebih akurat dalam memprediksi fluks matahari, faktor utama yang menentukan kepadatan atmosfer dan hambatan terhadap satelit. Jadi, meskipun badai geomagnetik berperan, aktivitas magnetik kompleks akibat peristiwa terminator adalah penyebab utama peningkatan hambatan atmosfer.
Penemuan ini menekankan bahwa meskipun Matahari adalah bintang yang paling banyak dipelajari, masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Upaya ilmiah terus dilakukan untuk memperbaiki prediksi tentang bagaimana aktivitas Matahari memengaruhi Bumi, termasuk keselamatan satelit yang mengorbit di atas kita.