TikTok di Ambang Kepemilikan Amerika: Trump Restui Pengalihan Saham

Rencana transisi kepemilikan TikTok ke tangan Amerika Serikat (AS) semakin mendekati kenyataan. Presiden AS, Donald Trump, telah menandatangani perintah eksekutif yang menegaskan bahwa peralihan saham TikTok dari pemiliknya di Tiongkok akan memenuhi standar keamanan nasional yang ditetapkan.

Sesuai pengumuman yang disampaikan, TikTok akan diambil alih oleh investor dari AS dan berbagai negara lain. Menurut laporan, valuasi TikTok dalam kesepakatan ini mencapai US$ 14 miliar atau sekitar Rp 233,6 triliun (dengan kurs Rp 16.690).

Meskipun demikian, valuasi ini dinilai sejumlah pihak di bawah ekspektasi. Analis dari Wedbush Securities and Ives sebelumnya memprediksi nilai TikTok bisa mencapai US$ 30-40 miliar atau Rp 500-600 triliun tanpa memperhitungkan algoritma yang menjadi inti aplikasi tersebut.

Bersamaan dengan pengumuman ini, Trump juga menunda pemberlakuan larangan aplikasi TikTok hingga 20 Januari mendatang, dengan syarat pemiliknya di Tiongkok bersedia menjual kepemilikannya.

Perintah eksekutif ini menandakan kemajuan signifikan dalam proses penjualan aset TikTok di AS. Namun, masih banyak detail yang perlu diperjelas, termasuk bagaimana entitas AS akan memanfaatkan algoritma rekomendasi yang menjadi aset terpenting TikTok.

"Ada beberapa keberatan dari pihak Tiongkok, tetapi tujuan utama kami adalah memastikan TikTok tetap beroperasi, sekaligus melindungi privasi data warga Amerika sesuai dengan hukum yang berlaku," tegas Wakil Presiden JD Vance.

Perintah Trump juga mengamanatkan bahwa algoritma TikTok akan dilatih ulang dan diawasi oleh mitra keamanan perusahaan AS. Operasional algoritma tersebut akan dikendalikan oleh perusahaan patungan yang baru dibentuk.

Trump mengklaim bahwa Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menyetujui rencana yang digagas pemerintahannya. "Saya berbicara dengan Presiden Xi. Diskusi berjalan dengan baik, saya menjelaskan apa yang kami lakukan, dan beliau mengizinkan," kata Trump.

Trump juga menyebutkan bahwa beberapa konglomerat AS akan terlibat dalam kesepakatan bisnis ini. Nama-nama seperti Michael Dell dari Dell Technologies dan Rupert Murdoch dari Fox News turut disebutkan, serta empat atau lima investor lain yang berminat namun belum diungkapkan identitasnya.

Scroll to Top