Sulawesi Tenggara Hadapi Peningkatan Kasus HIV AIDS: Upaya Penanggulangan Terus Ditingkatkan

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan adanya 406 kasus HIV AIDS baru yang terdeteksi hingga Agustus 2025. Dari jumlah tersebut, 297 orang telah aktif menjalani pengobatan di berbagai rumah sakit dan puskesmas di seluruh wilayah Sultra.

Penemuan kasus ini merupakan hasil dari skrining yang gencar dilakukan oleh Dinkes, fasilitas kesehatan, dan mitra kerja seperti IAKMI dan LBH APIK, yang fokus menjangkau populasi berisiko.

"Sebagian pasien belum mengakses pengobatan karena berbagai alasan internal, seperti belum menerima status HIV mereka atau adanya penyakit penyerta yang memerlukan penanganan terlebih dahulu," ungkap perwakilan Dinkes Sultra.

Dari total kasus, mayoritas pengidap adalah laki-laki (328 orang) dibandingkan perempuan (78 orang), dengan Kota Kendari mencatat jumlah kasus terbanyak (197 kasus). Ironisnya, penyebaran HIV AIDS tidak hanya terjadi pada kalangan dewasa, tetapi juga ditemukan pada remaja di bawah 15 tahun dan bahkan balita.

Peningkatan aktivitas pertambangan di Sultra juga menjadi perhatian serius, karena berpotensi mempercepat penyebaran HIV AIDS akibat mobilitas pekerja dari luar daerah. Dinkes Sultra menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan wajib bagi setiap tenaga kerja pertambangan yang baru direkrut.

Perubahan tren juga terlihat dalam pola penyebaran HIV AIDS. Jika lima tahun lalu didominasi oleh perempuan, kini laki-laki menjadi kelompok yang paling banyak terinfeksi. Hasil skrining menunjukkan bahwa perilaku seks Lelaki Suka Lelaki (LSL) menjadi faktor utama (178 kasus), disusul populasi umum (82 kasus), pasangan berisiko tinggi (37 kasus), dan calon pengantin (33 kasus) yang terdeteksi saat pemeriksaan kesehatan pra-nikah.

Kasus lainnya ditemukan pada populasi pelanggan pekerja seks (29 kasus), waria (10 kasus), Wanita Pekerja Seks (WPS) (11 kasus), ibu hamil (18 kasus), dan pasien TBC (8 kasus).

Kelompok usia yang paling banyak terinfeksi HIV AIDS adalah 25-49 tahun (239 orang), diikuti usia 20-24 tahun (94 orang) dan 15-19 tahun (40 orang).

Menghadapi situasi ini, Dinkes Sultra bersama pemerintah kabupaten/kota terus meningkatkan upaya pencegahan, termasuk sosialisasi rutin, penyediaan paket pencegahan, ketersediaan obat-obatan, dan pemantauan berkala. Skrining dilakukan setiap tiga bulan pada kelompok rentan, serta penyediaan alat kontrasepsi bagi individu dengan perilaku berisiko.

Layanan pengobatan HIV kini tersedia di seluruh 17 kabupaten/kota di Sultra. Untuk wilayah Kota Kendari dan Bau-Bau, Dinkes bekerja sama dengan yayasan pendampingan untuk membantu tenaga kesehatan dalam memberikan dukungan kepada pasien.

"Promosi kesehatan menjadi kunci utama. Semua petugas Dinkes dan fasilitas kesehatan wajib memberikan edukasi terkait HIV AIDS serta menawarkan pemeriksaan kesehatan gratis untuk deteksi dini," pungkas perwakilan Dinkes Sultra.

Scroll to Top