Indonesia Tingkatkan Cakupan Vaksinasi Nasional Melalui IVAXCON 2025

Jakarta menjadi pusat perhatian dalam upaya mempercepat dan memperluas jangkauan vaksinasi nasional melalui serangkaian kegiatan Indonesian Vaccine Convention (IVAXCON) 2025. Lebih dari seribu tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia, bersama dengan para ahli kesehatan terkemuka, berkumpul untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan dalam bidang imunisasi.

Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya kolaborasi yang kuat untuk mengatasi tantangan imunisasi di Indonesia. Meskipun cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada tahun 2024 mencapai 87,3%, dan antigen baru seperti PCV dan RV mencapai 86,6%, angka ini masih belum memenuhi target yang dibutuhkan untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity). Kurangnya pengetahuan masyarakat dan penyebaran hoaks menjadi faktor utama yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi di beberapa wilayah. Dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025, ajakan untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam menyukseskan program imunisasi menjadi fokus utama.

Managing Director MSD Indonesia menambahkan bahwa IVAXCON bukan hanya sekadar forum ilmiah, tetapi juga sebuah gerakan kolektif yang mempertemukan para ahli dan tenaga kesehatan untuk memperkuat ekosistem imunisasi nasional. Pemahaman mendalam dan pengetahuan terkini menjadi kunci bagi tenaga kesehatan untuk menjadi agen perubahan yang efektif dalam menghubungkan masyarakat dengan layanan kesehatan.

Pakar imunisasi nasional menyoroti dampak positif vaksin terhadap kualitas hidup generasi bangsa. Penurunan angka kematian bayi dari 68 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 21 per 1.000 pada tahun 2020 menjadi bukti keberhasilan program imunisasi. Namun, upaya untuk memastikan setiap anak di seluruh pelosok negeri mendapatkan hak imunisasi yang sama masih terus berlanjut.

Imunisasi anak dan remaja merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan masyarakat. Imunisasi bukan hanya hak anak untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit berbahaya, tetapi juga kewajiban orang tua untuk memberikan akses tersebut. Edukasi kepada masyarakat melalui tenaga kesehatan sangat penting, mengingat penanganan komplikasi penyakit jauh lebih sulit daripada pencegahan melalui imunisasi.

Rekomendasi imunisasi terus diperbarui sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran. Saat ini, ada 15 jenis vaksin yang direkomendasikan untuk diberikan sesuai tahapan usia anak, termasuk PCV, MMRV, Rotavirus, dan HPV. Pembaruan informasi terkait jadwal imunisasi perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dan orang tua agar anak memperoleh perlindungan optimal.

Vaksinasi juga penting bagi orang dewasa dan lansia. Indonesia akan menghadapi aging population pada tahun 2035, sehingga perlindungan melalui vaksinasi perlu menjadi prioritas bagi populasi berisiko tinggi. Data menunjukkan bahwa pneumonia memiliki prevalensi tertinggi kedua pada kelompok usia 65–74 tahun. Vaksin pneumokokus direkomendasikan bagi orang dewasa berusia 50 tahun ke atas untuk memberikan perlindungan optimal.

Perlindungan melalui vaksinasi perlu menjadi prioritas bagi populasi berisiko tinggi, seperti lansia, individu dengan penyakit kronis, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kesadaran ini harus dibangun sejak dini, agar tenaga kesehatan dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi dan mendorong pencegahan sebelum terjadi komplikasi serius.

Scroll to Top