Kelompok Houthi Yaman menyatakan bertanggung jawab atas operasi militer yang menyasar kapal induk USS Harry S Truman dan kapal perang lainnya di Laut Merah utara. Serangan ini diklaim sebagai respons atas "agresi berkelanjutan Amerika" terhadap Yaman.
Juru bicara Houthi, Yahya Sare’e, mengumumkan bahwa serangan gabungan dilancarkan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut Houthi menggunakan rudal jelajah, rudal balistik, dan drone. Ia mengklaim bahwa akibat serangan tersebut, kapal induk AS terpaksa mundur ke bagian utara Laut Merah.
Houthi menegaskan akan terus menargetkan kapal induk dan kapal perang musuh di Laut Merah dan Laut Arab hingga agresi terhadap Yaman dihentikan.
Klaim ini muncul setelah laporan serangan udara AS di Yaman yang menewaskan puluhan orang, termasuk di tempat penampungan migran Afrika. Selain itu, Angkatan Laut AS mengumumkan insiden jatuhnya jet tempur F-18 dan traktor penarik di Laut Merah.
TV Al-Masirah melaporkan serangan udara AS yang menargetkan beberapa distrik di Yaman utara, namun belum ada rincian lebih lanjut mengenai korban atau kerusakan.
Menurut data Houthi, AS telah melancarkan lebih dari 1.200 serangan udara di Yaman sejak pertengahan Maret, menyebabkan ratusan korban sipil.
Houthi telah menargetkan kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya sejak November 2023 sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza. Serangan sempat dihentikan saat gencatan senjata Gaza diumumkan, namun dilanjutkan setelah Israel kembali menyerang Gaza.