Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya mengatasi masalah daerah tanpa sinyal (blank spot) dengan memanfaatkan Satelit Indonesia Raya (SATRIA)-1. Langkah ini diharapkan menjadi solusi sementara sembari menunggu pembangunan infrastruktur permanen seperti Base Transceiver Station (BTS).
Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, menyatakan bahwa jaringan internet satelit SATRIA-1 dapat menjadi jawaban atas permasalahan blank spot di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Rencananya, akan dibangun ground segment di lokasi-lokasi yang membutuhkan konektivitas. Meskipun kapasitasnya terbatas, jaringan ini dinilai cukup untuk kebutuhan komunikasi darurat.
SATRIA-1 memiliki kecepatan internet antara 4 hingga 5 Mbps. Dari total kapasitas 150 GB, sebagian dialokasikan untuk puluhan ribu titik di seluruh Indonesia, termasuk beberapa titik di Aceh Barat yang akan mendukung layanan pendidikan dan kesehatan. Bahkan, jika diperlukan, dua titik dapat difokuskan untuk mendukung kebutuhan internet di sekolah-sekolah.
Pembangunan BTS membutuhkan waktu karena proses pemetaan dan alokasi anggaran. Untuk saat ini, anggaran lebih diprioritaskan untuk pemeliharaan BTS yang sudah ada. Untuk daerah di luar wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal), Kominfo akan berkoordinasi dengan operator seluler dalam penyediaan BTS. Kominfo akan mengajak operator seperti Indosat, Telkomsel, atau XL Axiata untuk membangun BTS di daerah komersial yang masih mengalami blank spot, terutama karena XL Axiata berencana memperluas jangkauan.
Bupati Aceh Barat, Tarmizi, mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat lima dari total 12 kecamatan di wilayahnya yang mengalami masalah blank spot. Permasalahan diperparah oleh seringnya pemadaman listrik yang otomatis memutus jaringan sinyal. Dalam sehari, pemadaman listrik bisa terjadi 2 hingga 5 kali, menyebabkan hilangnya sinyal dan mengganggu aktivitas masyarakat. Bupati Tarmizi berharap Kominfo dapat memberikan komitmen nyata dalam mengatasi permasalahan blank spot yang masih menghantui daerahnya.
